Teater HUT Megawati ke-71: Martabak, Susilo hingga Tiang Listrik

Teater HUT Megawati ke-71: Martabak, Susilo hingga Tiang Listrik

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Selasa, 23 Jan 2018 16:52 WIB
Foto: Penampilan teater di perayaan Ultah ke-71 Megawati. (Gibran-detikcom)
Jakarta - Perayaan hari ulang tahun (HUT) Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri diisi dengan pagelaran teater. Cara penyampaian drama teater tersebut cukup unik.

Perayaan HUT Megawati digelar di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (23/1/2018). Teater yang berjudul 'Satyam Eva Jayate' itu mengambil cerita tentang sebuah kerajaan kuno di Indonesia. Inti cerita adalah soal persaingan memperebutkan kekuasaan antara raja dan penghianat di kerajaannya.

Drama tersebut kadang dibawakan secara serius dan lawak. Pesan-pesan satir pun disampaikan oleh para pemain. Pementas teater di antaranya Sujiwo Tejo, Soimah, Sruti Respati, Butet Kartaredjasa, Happy Salma, Inayah Wahid, Cak Lontong dan lainnya. Karakter yang diperankan antara lain raja, permaisuri, putri kerajaan, pencuri dan penasihat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pentas tersebut ditonton langsung Mega dan Presiden Joko Widodo serta Wakil Presiden Jusuf Kalla dan beberapa pejabat negara. Sesekali Jokowi 'disinggung' secara tak langsung oleh para pemeran.

Seperti Inayah Wahid yang memainkan peran anak ratu. Dirinya sempat bercanda soal martabak dengan pandangan mata melirik Jokowi. Candaan soal martabak sendiri merupakan bumbu-bumbu cerita yang dinamis.

"Kalau martabak udah ada yang jualan," katanya disambut tawa seisi penonton teater.

Teater HUT Megawati ke-71: Martabak, Susilo hingga Tiang ListrikFoto: Penampilan teater di perayaan Ultah ke-71 Megawati. (Gibran-detikcom)

Ada dua karakter antagonis dalam cerita, yaitu Susilo dan Marwoto. Dalam salah satu bagian cerita, sang permaisuri meminta bantuan Susilo untuk memberi pencerahan tentang mimpinya. Namun, Susilo dianggap tak menyelesaikan masalah.

"Susilo memang tidak pernah memberi pencerahan," kata Susilo menanggapi keluhan permaisuri.

Dalam salah satu bagian cerita, salah seorang karakter sempat mengungkit soal proyek listrik 35.000 megawatt Jokowi. Soal listrik itu disampaikan masih saat permaisuri meminta penjelasan terkait mimpinya yang disebut sangat gelap gulita.

"Pemerintah sebelumnya menjanjikan tidak ada pemadaman bergilir, tapi penyalaan bergilir. Kalau sekarang ada listrik 35.000 megawatt, bukan Megawati," kata dia.

Pada kesempatan itu, beberapa kali candaan bernada satir dilemparkan. Seperti saat Cak Lontong yang berperan sebagai pencuri mengingatkan rekannya agar tak terlalu cepat berlari menghindari pengejaran.

"Lari kenceng nanti nabrak tiang listrik," ucapnya yang kembali disambut tawa penonton. (gbr/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads