Suntik Vaksin Difteri, Menaker Anggap Bagian Investasi Rawat SDM

Suntik Vaksin Difteri, Menaker Anggap Bagian Investasi Rawat SDM

Niken Widya Yunita - detikNews
Selasa, 23 Jan 2018 15:37 WIB
Foto: Menaker Hanif Dhakiri divaksin difteri (Dok. Kemnaker)
Jakarta - Kementerian Kesehatan telah menetapkan difteri sebagai kejadian luar biasa (KLB). Pegawai di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) serempak mengikuti vaksinasi difteri, termasuk Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri.

Kegiatan yang diselenggarakan Dharma Wanita Kemnaker dan Klinik Pratama Kemnaker ini berlangsung pada 23-25 Januari 2018. Hal ini merupakan respons atas mewabahnya bakteri difteri di beberapa daerah, termasuk di Jakarta.

"Ini (vaksinasi) adalah salah satu ikhtiar kami dalam menangkal bakteri difteri sebagaimana arahan Presiden dan Menteri Kesehatan," kata Hanif dalam keterangan tertulis, Selasa, (23/1/2018). Hanif mengatakan itu usai menjalani suntik vaksin di Kantornya, Jalan Gatot Subroto Kavling 51, Jakarta, hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Hanif, vaksinasi adalah bagian dari investasi merawat sumber daya manusia (SDM). Keganasan berbagai penyakit dalam waktu singkat dapat menghambat produktivitas seseorang serta menghilangkan investasi pembangunan SDM yang telah dilakukan sebelumnya. Oleh karenanya, diharapkan kesediaan masyarakat untuk mengikuti vaksin.

Sebagaimana diketahui, bakteri difteri bisa memicu beberapa komplikasi seperti gangguan pernafasan, kerusakan jantung, kerusakan syaraf, kerusakan kulit, dan berbagai penyakit lainnya. Sekuat apapun sistem jamanian sosial kesehatan, lanjut Hanif, sepertinya akan kerepotan jika dihadapkan pada masyarakat yang banyak menderita penyakit kronis.

Oleh karenanya upaya preventif menjaga kesehatan harus lebih diutamakan. Upaya preventif juga lebih mudah dan murah jika dibandingkan dengan pengobatan penyakit.

Hanif menambahkan, vaksinasi difteri juga bagian dari upaya menyelamatkan bonus demografi yang puncaknya akan diterima bangsa Indonesia pada 15-20 tahun mendatang. Jumlah penduduk Indonesia didominasi angkatan kerja produktif.

"Bagaimana jadinya pembangunan SDM angkatan kerja 10-20 tahun yang akan datang jika orang tua mereka dalam kondisi tidak sehat," ucap Hanif.

(nwy/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads