Bertemu Menhan AS, Ryamizard Bahas Pembentukan 'Our Eyes'

Bertemu Menhan AS, Ryamizard Bahas Pembentukan 'Our Eyes'

Zunita Amalia Putri - detikNews
Selasa, 23 Jan 2018 12:22 WIB
Konferensi pers Menhan RI Ryamizard Ryacudu dengan Menhan AS James Norman Mattis. (Zunita Amalia Putri/detikcom)
Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu bertemu dengan Menhan Amerika Serikat James Norman Mattis. Keduanya membahas tentang kerja sama intelijen 'Our Eyes'.

Awalnya pertemuan Ryamizard dengan Mattis dilakukan secara tertutup. Berbagai hal dibahas oleh keduanya.

"Sebagai Menhan di negara masing-masing dan bersama untuk melakukan keamanan di kawasan, tadi kita bicara masalah isu penting, seperti Korea Utara, China Selatan, dan bilateral dengan Rohingya," ucap Ryamizard saat konferensi pers di Gedung Jenderal Soedirman, Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (23/1/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk Korea Utara juga kita jangan manas-manasin, tapi kita mengajak agar Korea Utara melaksanakan hukum internasional," sambung Ryamizard.

Kemudian Ryamizard mengaku membahas tentang kerja sama intelijen 'Our Eyes' berkaitan dengan masalah ISIS. Dia menyebut 'Our Eyes' merupakan adaptasi dari kerja sama intelijen 'Five Eyes' milik AS dan sekutunya.

"Kemudian masalah bilateral, secara keseluruhan kita sudah laksanakan dan hasilnya sudah banyak, di kawasan kita Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Ini harus diselesaikan. Kalau tidak cepat diselesaikan, ini semakin besar," tutur Ryamizard.


"Untuk penyelesaian ini, kita perlu banyak mata-mata. Maka saya membentuk 'Our Eyes', Amerika membentuk 'Five Eyes'. Supaya kita tahu pasti apa yang dilakukan, tahu pasti mau ke mana dia. Tadi Jenderal Mattes mengatakan akan bantu kita karena bagaimanapun alat Amerika lebih jauh canggih dari kita," tambah Ryamizard.

Untuk masalah Rohingya, Ryamizard memberikan sedikit peringatan. Menurutnya, apabila ditolak di banyak negara, dia khawatir Rohingya malah beralih menjadi teroris.

"Kemudian masalah Rohingya, ini harus ditangani dengan benar. Kalau tidak benar, di Myanmar tidak diterima, di Filipina tidak diterima, tidak ada yang menerima, pasti mereka mikir siapa yang menerima mereka? Yang menerima pasti teroris, nah ini berbahaya. Maka itu penanganannya harus betul-betul dan tadi kita setuju," ujar Ryamizard. (dhn/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads