"Pendekatannya sangat spiritual. Jadi 90 persen spiritual, 10 persen rasional. Spiritualnya ini saya diminta Pak Bima, mau nggak dampingi saya. Saya tanya datangnya dari mana? Dari hasil istikharah. Susah dong saya jawabnya," kata Dedie seusai perpisahan dengan pimpinan KPK di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (19/1/2018).
Permintaan Bima agar Dedie mau menjadi bakal calon Wakil Wali Kota Bogor mendampinginya disampaikan pada akhir Desember 2017. Saat itu, Dedie mengaku langsung meminta izin untuk mundur dari posisinya sebagai Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar-Komisi dan Instansi di KPK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengakui ada ekspektasi tinggi yang ditanggungnya sebagai calon wakil wali kota untuk menciptakan birokrasi yang bersih dan transparan dengan latar belakangnya sebagai pejabat KPK. Namun Dedie yakin dia bisa menjaga marwah KPK, yang merupakan lembaga tempatnya berasal.
"Saya tentu akan berusaha sekuat tenaga membawa beban atau membawa bendera KPK di belakang saya. Tapi saya ingin menjaga kehormatan KPK. Saya pikir berat, tapi harus diperjuangkan," ujar Dedie.
Sebagai informasi, Dedie telah mundur dari posisinya di KPK sejak 27 Desember 2017. Ia bersama Bima pun telah mendaftar ke KPU Kota Bogor pada 10 Januari 2018. (bag/bag)