Derita Bocah di Pekanbaru yang Disiksa Ibu Tiri dan Kabur ke Bibinya

Derita Bocah di Pekanbaru yang Disiksa Ibu Tiri dan Kabur ke Bibinya

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Kamis, 18 Jan 2018 16:13 WIB
Derita Bocah di Pekanbaru yang Disiksa Ibu Tiri dan Kabur ke Bibinya
Foto: ilustrasi/thinkstock
Pekanbaru - Warga Pekanbaru, Ramadan Octopi (7) melarikan diri dari rumahnya ke tempat bibinya. Anak yatim ini tak tahan diduga dianiaya ibu tirinya. Kasus dilaporkan ke Polresta Pekanbaru, namun belum ada tindakan.

Kisah pilu bocah itu diceritakan bibinya, Isyusni (30) yang tinggal di Jl Harapan Kel Lembah Sari, Kec Rumbai Pesisir. Yusni menceritakan ponakannya itu datang ke rumahnya dengan berjalan kaki dari rumahnya pada Sabtu (13/1) sekitar pukul 10.00 WIB..

Bocah itu mengadu pada bibinya sembari menangis. Dia tunjukkan luka di bagian leher dan tangannya. Dia tak sanggup lagi tinggal bersama ibu tirinya inisial D (30). Selama tiga tahun hidup bersama ibu tirinya, Ramadan mengaku dirinya kerap menjadi pelampiasan emosi ibu tirinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena sudah tak tahan, Ramadan lari ke rumah saya. Saya kasihan melihatnya," kata Yusni.

Akibat dipukul ibu tirinya, Ramadan mengalami luka bekas cakaran di lengannya. Ada bekas memar di bagian lehernya.

"Waktu saya tanya, ternyata memar di bagian lehernya bekas dipukul pakai sapu oleh ibu tirinya," kata Yusni.

Setelah Ramadan melarikan diri, sore harinya ibu tirinya menyusul. Dia memaksa agar Ramadan pulang ke rumahnya. Namun, bocah itu tidak mau kembali ke rumah ibu tirinya.

"Malah ibu tirinya marah-marah dan mengancam akan membunuh segala. Mengancam akan menjemputnya ke sekolah. Gara-gara ancaman itu sudah empat hari ini ponakan saya tidak berani ke sekolah," tutur Yusni sembari berlinang air mata.

Sikap kasar ibu tiri bocah itu, akhirnya dilaporkan Yusni ke Polresta Pekanbaru. Dia berharap polisi segera menangkap pelaku.

"Inikan negara hukum, ya hukum harus berani menangkap ibu tirinya. Soalnya kakak Ramadan masih ada di rumah ibu tirinya juga. Sebab, menurut Ramadan kakaknya juga jadi korban pemukulan," kata Yusni.

Yusni melaporkan kasus dugaan penganiayaan ini pada Senin (15/1) di Polresta Pekanbaru. Namun sepertinya pihak kepolisian lambat memberikan respons. Sudah berjalan empat hari, belum ada tindakan yang dilakukan pihak kepolisian.

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Polresta Pekanbaru, AKP Juniasti membenarkan atas laporan tersebut. Pihaknya juga juga sudah membawa korban untuk dilakukan visum di RS Bhayangkara Polda Riau.

"Hasil visumnya masih di RS Bhayang kara. Nanti akan kami ambil. Memang anak itu mengalami tramau berat. Dia tak mau diajak bicara," kata Juniasti kepada wartawan, Kamis (18/1/2018).

Juniasti mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti atas laporan tersebut. "Kami akan segera tindak lanjuti," katanya.

Kasubag Humas Polresta Pekanbaru, Iptu Polius dalam keterangannya menyebutkan, saat dilaporkan bocah itu juga menunjukan bekas gigitan ibu tirinya di tangan kanannya.

"Di bagian lehernya diakui korban dipukul pakai gagang sapu. Ada juga bekas cakaran dengan kuku di bagian lehernya," kata Polius. (cha/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads