Kebetulan bangunan bersejarah yang dikenal dengan Rumah Cimanggis atau Gedong Tinggi itu lokasinya berada di tempat akan dibangunnya UIII.
Rumah Cimanggis dibangun oleh Gubernur Jenderal ke-29 Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), Petrus Albertus van der Parra yang dibangun tahun 1775. Petrus Albertus membangun rumah tersebut untuk ditempati istrinya Adrianna Johanna Bake.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa Adrianna Johanna Bake?
![]() |
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut bahwa rumah itu untuk istri kedua pejabat VOC yang korup. Atas dasar itulah maka tak semestinya rumah itu dijadikan situs bersejarah.
"Pertama, rumah itu rumah istri kedua dari penjajah yang korup. Masak situs itu harus ditonjolkan terus. Jadi, rumah istri kedua gubernur yang korup, masak mau menjadi situs masa lalu," kata Wapres JK, Senin (15/1).
Baca juga: Warga Berharap Rumah Cimanggis Tak Digusur
Sejarawan JJ Rizal mengoreksi pernyataan Wapres Jusuf Kalla. Menurut Rijal Adriana memang istri kedua Petrus Albertus van der Parra. Namun Adriana tidak dipoligami. Petrus Albertus menikahi Adriana Johana setelah istri pertamanya meninggal dunia dua tahun sebelumnya.
"Maaf @Pak_JK suruh staf bapak riset sejarah yang bener, Johanna Bake itu bukan bini kedua dalam artian poligami, ia isteri yangg dikawin van der Parra setelah 2 taon ditinggal mati Elizabeth istri pertamanya," tulis JJ Rizal dalam akun Twiternya.
![]() |
Adriana Johana yang lahir pada 1743 adalah putri David Johan Bake, salah seorang petinggi VOC. Adriana Johana merupakan janda Anthony Gulden Arm, yang juga merupakan petinggi VOC.
Pada 1775 Petrus Albertus membuatkan Adriana sebuah rumah megah di Cimanggis. Rumah yang dirancang oleh arsitek David J. Smith selesai dibangun pada 1778.
Dari jejak-jejak yang tertinggal, Adriana Johana nampak suka keindahan dan kemewahan. Di masanya bangunan itu begitu indah. Rumah besar dengan pelataran dan perkebunan dengan tanaman rindang. Ada banyak pelayan di rumah itu.
Di bagian belakang rumah itu terdapat sebuah istal kuda. Setelah Adriana meninggal, rumah itu diserahkan ke Smith. Namun Smith bangkrut dan meninggalkan rumah tersebut.
Setelah tak ditempati Smith, rumah yang dulunya dikenal dengan Landhuis Tjimanggis itu jadi tempat persinggahan orang Belanda ketika akan menuju Pasar Cimanggis.
Kala itu jalur perjalanan masih buruk, pembangunan jalan raya Pos baru dilakukan oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada 1808. Letak rumah itu sendiri menjorok sekitar satu kilometer dari Jalan Raya Bogor. Tempat pas untuk mengistirahatkan kuda dan penunggangnya.
Baca juga: Kisah Karangan Bunga di Rumah 'Mak Lampir' Nyonya Belanda
Kini bangunan bersejarah Rumah Cimanggis yang pernah ditempati oleh NY Adriana Petrus Albertus van der Parra nyaris rubuh dan terancam digusur. Kondisinya meprihatinkan dan mirip rumah 'Mak Lampir'. (erd/jat)