Kemegahan Arsitektur Rumah Cimanggis yang Terancam Digusur

Rumah Cimanggis

Kemegahan Arsitektur Rumah Cimanggis yang Terancam Digusur

Aryo Bhawono - detikNews
Rabu, 17 Jan 2018 12:37 WIB
Foto: Aryo Bhawono/detikcom
Jakarta - Dalam catatan sejumlah sejarawan, rumah tua di kawasan lapangan pemancar RRI, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat itu dibangun pada abad ke 18. Tepatnya pada 1775. Itu artinya umur bangunan sudah 243 tahun.

Namun pantauan detikcom, sejumlah bagian bangunan seperti dinding, pintu dan pilar-pilar bangunan masih berdiri kokoh. Memang atapnya tinggal sebagian. Toh itu tak menghilangkan jejak-jejak kemegahan dan keanggunan bangunan.

Kemegahan Arsitektur Rumah Cimanggis yang Terancam Digusur Foto: Aryo Bhawono/detikcom


Tiang-tiang nampak kokoh dan artistik memadukan kebudayaan Indis dengan Eropa. Sungguh bangunan langka di Cimanggis pada 1775. Bahkan di kala bangunan lain sezamannya sudah ambruk, Rumah Cimanggis atau dikenal juga dengan Gedong Tinggi masih berdiri tegak, meski kini kondisinya memprihatinkan.

Sahdan. Rumah Cimanggis dibangun oleh Gubernur Jenderal ke-29 Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), Petrus Albertus van der Parra. Dia membangun rumah tersebut untuk ditempati Adrianna Johanna Bake yang dinikahi dua tahun setelah istri pertamanya meninggal dunia.

Baca juga: Melihat Rumah Cimanggis Tinggalan Gubernur VOC Korup

Untuk membangun tempat tinggal istri keduanya, Petrus Albertus mempercayakan kepada arsitek David J. Smith. Sang arsitek kemudian membuat rancangan yang memadukan kemegahan gaya arsitektur Louis XV dengan gaya tropis. Ciri gaya bangunan itu adalah memiliki atap menjorok dan lebar.

Sejarawan JJ Rizal mengatakan keberadaan rumah ini memiliki arti penting bagi perkembangan kota Batavia dan Depok sendiri. Kehadiran rumah itu menjadi penanda dibukanya kawasan Depok oleh orang Belanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Sejarawan Kritik Wapres JK Terkait Rumah Cimanggis

Setelah Rumah Cimanggis berdiri, orang-orang Belanda kala itu berduyun-duyun membangun persinggahan ke arah selatan Batavia yang memiliki udara sejuk. Rumah itu merupakan jejak dibukanya Depok dengan kehadiran rumah-rumah Belanda, dan Rumah Cimanggis termasuk yang pertama dibangun.

"Bisa dibilang pengembangan kota karena buruknya kondisi Batavia. Artinya Depok dari dulu itu kota heterogen bukan homogen," kata Rizal saat berbincang dengan detikcom, Selasa (16/1/2018).

Ketua Umum Herritage Depok Community Ratu Farah Diba mengatakan berdirinya Rumah Cimanggis sangat menentukan perkembangan Depok. Kehidupan Depok sebelum rumah itu dibangun bisa dibilang gelap. Depok pada masa VOC masih belantara. Kehadiran rumah itu mengembangkan kehidupan kawasan Cimanggis.

Setelah ada Rumah Cimanggis, kata Farah, barulah kemudian dibangun Pasar Cimanggis. "Jadi tidak hanya tempat tinggal saja tetapi aktivitas juga berkembang dengan kehadiran orang-orang Belanda. Mereka juga butuh bahan makanan dan lainnya," ucap Farah ketika bertandang ke rumah itu bersama detik.com, Selasa (16/1/2017).



(jat/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads