Kepala Program Studi (Kaprodi) VCD Fransiska Rachel, menyampaikan, program VCD ini sebelumnya merupakan konsentrasi dari prodi komunikasi. Pada 2016 menjadi program studi tersendiri di bawah fakultas komputer.
"Sebagian besar mahasiswa VCD President University berasal dari daerah sehingga saya berharap setiap mahasiswa bisa membawa karakter daerahnya untuk dikembangkan. Nantinya VCD President University bisa menggali budaya visual nusantara. Ini menjadi tantangan saya untuk membangun prodi baru ini menjadi besar," ujar lulusan Master Design ITB ini dalam keterangan tertulis, Senin (15/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, menurutnya orang asing tidak harus datang ke semua provinsi di Indonesia, cukup ke President University. Dengan visi menggali budaya visual nusantara, tentunya VCD memiliki keunggulan mengikuti kemajuan era digital.
"Kami tekankan kepada mahasiswa pada kemampuan secara manual dan digital, seperti penguasaan software mutakhir. Juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan animasi dan game dalam memenuhi kebutuhan dunia kerja. Ditunjang lagi President University memiliki link di berbagai negara khususnya perusahaan-perusahaan IT ternama, sehingga bisa untuk tempat magang," ungkap Fransiska yang belum lama ini bergabung di President University.
Dalam kesempatan yang sama, dosen Jurusan VCD Zita Nadia, mengungkapkan, dalam pembelajaran di kelas, pertama, selalu dijelaskan mengapa dibutuhkan mata kuliah tersebut dan apa relasinya ketika nanti bekerja.
Kedua, mahasiswa tidak hanya diberikan teori, tetapi akan mensimulasikan secara langsung agar proses belajar menjadi lebih menarik. Apalagi saat ini, menghadapi generasi Z yang memiliki karakter tersendiri yang kebutuhannya berbeda dengan generasi sebelumnya.
"Bisa dibilang mereka native digital, sehingga kami harus bisa beradaptasi akan kebutuhan mereka agar proses belajarnya mudah diterima. Jadi komplet baik dalam sistem berpikir maupun aplikasinya," tuturnya.
![]() |
Dalam proses pembelajaran VCD akan lebih banyak porsi praktik dibandingkan teori. Praktik VCD sendiri dimulai secara manual untuk melatih kepekaan mahasiswa, seperti kepekaan akan gambar, ruang bidang dan warna. Selanjutnya setelah siap mahasiswa bisa ke ranah digital, seperti digital painting, fotografi, motion graphic, dan lain-lain.
Di President University, VCD memiliki beberapa konsentrasi antara lain multimedia, sehingga lulusan VCD President University bisa bekerja di banyak bidang seperti animasi, game, advertising hingga menjadi UI dan UX designer.
Meski jurusan VCD usianya masih belia, namun sudah menghasilkan banyak karya seni dan disain. Hal ini tidak lepas dari tugas yang selalu diberikan dan program rutin melakukan pameran untuk melatih mahasiswa agar karyanya semakin representatif.
Karya seni yang sudah dihasilkan secara manual antara lain ragam batik, gambar ilusi, gambar tekstur, serta berbagai bentuk olah digital, fotografi dan animasi. Ragam hias daerah adalah salah satu bagian dari menggali budaya visual nusantara, dimana mempelajari ciri khas daerah untuk dikombinasi menjadi ragam batik.
Hasil karya mereka ini akan dipamerkan dalam event Indonesian Art Exhibition yang berlangsung pada 17β21 Januari 2017 di Jababeka Convention Hall, yang rencananya akan dihadiri Presiden Jokowi. Keikutsertaan mahasiswa VCD di event tersebut difasilitasi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni yang dijabat Agus H. Canny.
Kembangkan Industri Kreatif Daerah
Presiden Jokowi terus mendorong industri kreatif dan pariwisata tumbuh di setiap daerah, karena itu adalah kekuatan Indonesia dalam berkompetisi dengan negara lain. Namun kendala dalam mendorong kemajuan industri kreatif dan pariwisata adalah keterbatasan SDM.
Untuk itulah President University mendatangkan calon mahasiswa dari berbagai daerah di nusantara. Sebut saja ada Alesandra Monica Fenina asal Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Rendy Surya Karlin asal Lombok NTB, Yessy Nasthasya Wenas asal Banjarmasin Kalimantan Selatan, Natasya asal Jambi dan Hubert Andrean Asal Cikarang Jawa Barat.
Alesandra Monica Fenina yang biasa disapa Monica, lulusan SMA Negeri 2 Tanjung Pinang ini memilih President University karena memiliki link yang lebih banyak dibandingkan universitas yang lain.
"Saya memilih Jurusan VCD karena beda sekali dengan fakultas yang lain, dimana kita lebih banyak praktik daripada teori, sehingga kita lebih peka kepada makna yang kita gambar apalagi dikerjakannya dengan hati. Saya suka gambar dari kecil, maka saya pilih (kuliah di jurusan) desain meski orang tua ingin saya masuk akunting atau perbankan," ujar Wakil Ketua PUMA VCD ini yang ingin mengembangkan ragam hias Batik Gonggong Tanjung Pinang ke dunia luar.
Dalam waktu dekat PUMA VCD akan menggelar VCD Gathering dan Art Exhibition yang pertama di Indonesia. Sementara pada Maret akan digelar Sport Olympiad President University (SOPU).
Hal senada disampaikan Rendy, lulusan SMA Katolik Kusuma Mataram yang memilih jurusan VCD. Dia merasa passion dari kecil adalah menggambar.
"Saya bercita-cita membuat komik sendiri seperti yang terkenal di luar negeri tetapi dengan karakter Indonesia. Setelah masuk VCD maka terpikir dengan kampung halaman Lombok yang punya keindahan alam yang tidak kalah dengan Bali, bahkan lebih cantik dan alami. Lombok hanya kalah di cara pengemasan dan SDM-nya yang belum tersentuh kemajuan global. Maka mimpi saya adalah membawa Lombok bisa bersaing dengan Bali," ujar Rendy yang saat ini sudah merintis membuka toko suvenir khas Lombok seperti kain tenun.
Sementara itu, Yessy lulusan SMA Negeri 7 Banjarmasin memilih VCD President Universty karena ingin ikut mengembangkan karya seni lokal Banjarmasin, seperti Batik Sasirangan. Batik ini punya motif zig zag atau geometris dan warnanya cerah mencolok.
Motif Zig-zag ini diambil dari Banjarmasin yang punya banyak sungai. Setelah lulus sarjana, Yessy ingin menjadi animator di industri perfilman.
![]() |
Natasya, lulusan SMA Kristen Bina Kasih Jambi juga memilih beasiswa dari President University, meski ditawarin beasiswa sekolah lain. Berbeda dari kawan-kawannya yang lain, Natasya masuk VCD didukung penuh oleh orang tua.
"Setelah masuk di sini, saya merasakan perkembangan kemampuan dan kepekaan terhadap seni dan desain, dan dosennya pun menfasilitasi kebutuhan kami," ungkap Natasya sambil menunjukkan hasil karyanya berupa gambar ilusi.
Hubert, lulusan SMA Nasional Kristen Anglo Lippo Cikarang, mengaku masuk President University karena tertarik pada dual degree dan dekat dengan rumah.
"Saya ambil Jurusan VCD karena suka sesuatu yang penuh imajinasi dan fantasi. Ayah saya sangat mendukung, karena menginginkan saya bekerja tidak ikut orang, tetapi punya usaha sendiri. Selama di VCD saya lebih bisa mengembangkan multi media seperti ilustrasi, graphic design dan photo editing manipulation. Apalagi anak zaman now lebih suka game, animasi yang serba digital, sehingga saya ingin membuat animasi dengan mengangkat ciri khas Indonesia, contohnya mobile legend yang ada karakter Gatotkaca," ujar Hubert. (ega/nwy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini