Perindo: Transaksi Politik Tak Terhindarkan

Perindo: Transaksi Politik Tak Terhindarkan

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Sabtu, 13 Jan 2018 10:03 WIB
Diskusi Polemik soal politik uang di Pilkada Serentak 2018. (Gibran Maulana Ibrahim/detikcom)
Jakarta - Topik transaksi politik di Pilkada Serentak 2018 sontak ramai dibahas seusai tudingan La Nyalla Mattalitti soal mahar duit miliaran rupiah yang diterapkan Partai Gerindra untuk mendapatkan rekomendasi di Pilgub Jawa Timur. Perindo menganggap transaksi politik memang sulit dihindari.

"Sistem politik menjadi kepala daerah suka tidak suka tidak bisa terhindar proses transaksi," ujar Ketua DPP Perindo Bidang Politik M Yamin Tarawy dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/1/2018).

Menurut Yamin, istilah money politics dalam pemilihan kepala daerah memang masih sering terjadi. Padahal dia menyebut sistem pilkada serentak bertujuan menghemat biaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Praktik politik uang masih terus terjadi, menurutnya, karena proses menjadi kepala daerah cukup panjang. Di sinilah politik uang itu terjadi.

"Tingkat calon malah tambah biayanya dibanding pilkada sebelum serentak karena seorang calon menjalani sebelum pendaftaran sampai pilkada waktunya lama benar," ujar dia.

"Rata-rata enam bulan, bahkan satu tahun itu mengeluarkan ongkos atau biaya politik. Calon jalan ke masyarakat itu perlu transaksi," sebut Yamin. (gbr/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads