"Kalau untuk hubungan, jadi pertemanan kenal dari kakaknya, kan korban ini adalah arsitek, kakaknya Acep itu kerja di tukang mebel. Jadi sering ada hubungan kerja, di situlah mereka kenal lewat kakaknya, dan pelaku sering berkunjung ke rumah ini menemui korban. Kalau untuk yang lain-lain tidak ada," tutur Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Stefanus di lokasi kejadian, Perumahan Poin Mas, Pancoranmas, Depok, Jawa Barat, Jumat (12/1/2018).
Stefanus juga menegaskan tidak ada hubungan sesama jenis dalam kasus pembunuhan arsitek Feri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Stefanus, memang tersangka sesekali menginap di rumah korban untuk memijat karena korban tinggal sendiri di rumah itu. Namun itu tidak ada kaitannya dengan hubungan sesama jenis.
"Sesekali nginap di rumah korban, kalau tidak nginap ya langsung pulang. Tersangka juga bukan tukang urut, bukan, jadi ini hanya pas datang saja karena korban kan sendiri di sini tidak ada yang temani dia datang, mungkin korban capek seperti biasa dia disuruh," jelas dia.
Stefanus menuturkan kejadian ini murni pembunuhan dan bukan pembunuhan rencana. Sebab, dari hasil pemeriksaan dan rekonstruksi, tidak ada barang-barang di rumah Feri yang hilang.
"Tidak ada (barang hilang), tidak ada sama sekali tidak ada. Ini murni pembunuhan dan bukan pembunuhan berencana," imbuh dia.
Dia mengatakan pelaku membunuh arsitek Feri karena tersinggung. Pelaku tersinggung saat meminjam duit kepada korban untuk membayar kontrakan.
"Pelaku itu membunuh karena tersinggung omongan korban saja, karena ingin meminjam duit dari pengakuan pelaku itu untuk membayar kontrakan, ya kurang-lebih Rp 700 ribulah," tambah dia. (rvk/rvk)











































