"Yang saya ajukan, yang saya buka dialog dengan teman-teman partai, baik pimpinan partai ataupun pendiri partai yang saya ikut hadir, itu menginginkan bahwa koalisi partai 212, PKS, PAN, Gerindra, tolong dipertahankan, tolong solid sampai 2019," kata Slamet di depan kantor Facebook, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Di Pilkada 2018, lanjut Slamet, pihaknya ingin tiga partai itu tidak terpecah di berbagai wilayah, terutama di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Jika koalisi terpecah, itu merupakan hak partai. Namun, kata Slamet, ada konsekuensi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi konsekuensi sebaliknya, ketika di suatu wilayah koalisi ini menjadi pecah, bercampur dengan partai-partai penista agama, ya koalisinya kita nggak akan dukung. Kita objektif saja," imbuhnya.
Slamet menambahkan pihaknya juga menyayangkan Gerindra-PKS berkoalisi dengan PDIP dan PKB di Pilgub Jawa Timur 2018. Namun sikap resmi Alumni 212 akan diputuskan pada akhir Januari nanti.
"Semua umat Islam, Alumni 212 menyayangkan, dari koalisi kami, Alumni 212, tidak mencalonkan bahkan ikut bergabung. Tapi secara resminya nanti di akhir Januari kita akan musyawarahkan untuk menentukan sikap dari 212 terhadap Pilkada 2018. Kita ada Mukernas nanti. Hasil mukernas itu salah satunya mengagendakan membicarakan wilayah mana yang akan kita berikan support untuk pemenangan Alumni 212," tuturnya. (idh/fjp)