Pantauan detikcom di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2018) sore, bekas pencopotan pagar masih terlihat jelas ditutupi beberapa batu. Ada pula pagar yang masih terpasang tapi sudah tidak ada talinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih bagus dibongkar, karena kemarin pagar dibuat karena menghindar pengunjung bermain bola. Tapi untuk dibongkar saya setuju karena keamanan di sini sudah terjaga, jadi mungkin lebih baik dibongkar," ucap Anwar.
Pencopotan pagar pembatas rumput ini adalah salah satu langkah Sandiaga menjadikan Monas mirip Central Park. Namun, menurut Anwar, masih jauh apabila Monas dibandingkan dengan Central Park, New York.
"Kalau mirip Central Park saya pikir belum karena kan ini dibongkar jadi terlihat lega saja, jadi menurut saya belum," sambung Anwar.
Ada pula warga bernama Rika (24). Menurutnya, kondisi sekarang lebih menyenangkan karena tidak ada larangan duduk di rumput.
"Jadi asyik saja, kalau bisa jangan dilarang duduk di rumput, soalnya buat istirahat juga kayak gini," jelas dia.
Hal senada dikatakan Rosita. "Menurut saya sih nggak apa-apa karena kan capek, istirahat jadi kita lebih baik duduk di sini (di rumput). Kita kan jalan dari luar jauh juga berapa meter gitu," kata Rosita sambil duduk-duduk di rumput.
Namun ada juga warga yang kurang setuju dengan kebijakan Sandiaga. Seorang warga yang bernama Sandra (22) mengatakan rumput di Monas bisa kusam bila diduduki warga.
"Jadi lebih bagus tuh kalau tamannya dipagarin jadi terawat gitu," kata Sandra. (imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini