"Kita harapkan warga bisa saling menjaga, melaporkan kepada aparat. Aparat juga yang harus bekerja sama dan bersinergi dengan warga," kata Sandiaga kepada wartawan di Apartemen Casablanca East Residence, Jl Pahlawan Revolusi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (6/1/2018).
Sandiaga melihat ada kelemahan dari segi interaksi antara warga dengan aparat penegak hukum. Sehingga potensi kejahatan asusila terhadap anak atau perempuan tidak terdeteksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandiaga menyadari aparat penegak hukum tak bisa seharian penuh mengawasi tingkah laku masyarakat. Karena itu dibutuhkan andil seluruh elemen masyarakat untuk memantau.
"Karena aparat tidak bisa mengawasi selama 24 jam kegiatan interaksi antar warga. Jadi, inilah kolaborasi yang kita inginkan, partisipatif kolaborasi di mana seluruh warga masyarakat dengan semua elemen masyarakat dan para penggerak-penggerak, entrepreneur sosial, wirausaha-wirausaha sosial ikut membangun untuk memberikan rasa aman kepada kaum perempuan dan anak-anak," papar Sandiaga.
Beberapa hari belakangan, fakta kasus kejahatan seksual terhadap anak muncul ke permukaan. Misalnya kasus pencabulan 41 anak, dan beredarnya video porno perempuan dewasa dengan anak-anak.
(zak/fdn)











































