Pilgub Jatim, PBNU: Jangan Fitnah dan Adu Domba

Pilgub Jatim 2018

Pilgub Jatim, PBNU: Jangan Fitnah dan Adu Domba

Andhika Prasetia - detikNews
Sabtu, 06 Jan 2018 06:45 WIB
Ketua PBNU Robikin Emhas (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Dinamika menjelang pendaftaran Pilgub Jatim memanas. Hal ini seiring dengan kabar mundurnya Abdullah Azwar Anas sebagai cawagub untuk Saifullah Yusuf (Gus Ipul).

PDIP menyebut akan terus mendukung Anas sebagai cawagub Jatim. Sedangkan PKB akan mengikuti keputusan PDIP. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai biarlah problematika tersebut menjadi domain kedua parpol.


Yang jelas, PBNU mengimbau pilgub merupakan ajang 5 tahunan. PBNU meminta Pilgub jangan dianggap sebagai pertarungan hidup dan mati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karena itu, jangan ada yang menganggap pilgub adalah pertarungan hidup dan mati, sehingga menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan, termasuk menggunakan sentimen SARA dan adu domba, serta fitnah (black campaign)," ucap Ketua PBNU Robikin Emhas saat dihubungi, Jumat (5/1/2018) malam.


Robikin menyebut sentimen tinggi di Pilgub Jatim dapat merusak stabilitas bangsa. Ia kembali mengingatkan soal Pilgub DKI 2017.

"Sebab, selain jauh dari nilai demokrasi dan menunjukkan sikap unfairness, tindakan itu dapat merusak kohesivitas sosial dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Pilgub DKI Jakarta harus jadi pelajaran berharga bagi kita semua," jelasnya.


Terkait isu mundurnya Anas, muncul desas-desus perpecahan di NU. Bisa saja ada pihak yang memanfaatkan momen ini untuk mengambil sebuah keuntungan. Namun PBNU menegaskan para kiai dan warga NU (Nahdliyin) sudah cukup dewasa dalam bersikap.

"Para kiai dan warga NU sudah cukup dewasa. Mereka tahu bagaimana harus bersikap," tegas Robikin. (dkp/dkp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads