"Tidak perlu membuat kita panik tapi cukup menjadi waspada bahwa di tempat-tempat yang di sana ditemukan kasus difteri maka lingkungan harap merespons dengan cepat," ujar Anies, di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2017).
Baca juga: Ada 15 kasus Difteri di Jakarta Barat |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena penularan lewat udara itu bisa berlangsung dengan cepat jadi maka anak kecil maupun orang dewasa harus segera mendatangkan faskes dan mendapatkan pelayanan vaksin sehingga bisa mencegah penularan," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Koesmedi Priharto juga mengungkapkan hal yang sama. Ia meminta warga untuk tak panik jika menemukan penyakit difteri di lingkungannya.
"Tidak perlu panik. Kalau difteri itu bisa diobati dengan diberikan obat anti biotika. Dia selama 3x24 jam kumannya sudah akan mati. Walaupun orangnya tetap harus divaksinasi untuk ditingkatkan daya tahan tubuhnya," kata Koesmedi.
Anies sebelumnya mengungkapkan, selama tahun 2017, ditemukan 109 kasus difteri di Jakarta. Angka tersebut melonjak drastis dari tahun-tahun sebelumnya.
"Di tahun 2017 selama 1 tahun di Jakarta ditemukan 109 kasus angka ini memang meningkat signifikan. Tahun 2014 itu 4 kasus, 2015 10 kasus, 2016 17 kasus dan 2017 melonjak menjadi 109 kasus," ungkap Anies. (rvk/rvk)