Imbauan resmi itu diunggah dalam bentuk foto oleh KBRI Teheran dalam akun Twitter-nya, Selasa (2/1/2018). Surat yang berkop Kedutaan Besar Republik Indonesia Teheran itu ditandatangani pada 2 Januari 2018.
"Tetap waspada dan memantau perkembangan situasi keamanan di wilayah masing-masing serta menjalin komunikasi dengan sesama WNI dan diaspora Indonesia di Iran," imbau KBRI Teheran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hindari interaksi dengan kerumunan massa yang diawasi aparat keamanan antihuru-hara dan tempat yang sering digunakan sebagai lokasi unjuk rasa, seperti Kota Teheran, daerah di sekitar Universitas Teheran, perempatan Vali Asr-Enghelab, dan Tajrish Square," pesannya.
"Bagi WNI yang hendak beraktivitas di luar rumah, diharapkan untuk selalu membawa identitas diri (ID/paspor dan identitas lainnya) untuk mengantisipasi adanya pemeriksaan keamanan di tempat umum," imbuhnya.
Himbauan lebih lanjut bagi WNI dan Diaspora Indonesia terkait kondisi terkini di Iran @Portal_Kemlu_RI @diplik_kemlu pic.twitter.com/pSQtK64eRc
β KBRI Tehran (@kbri_tehran) January 2, 2018
KBRI Teheran juga mengingatkan WNI dan diaspora tidak mudah terpancing berita dari sumber tidak tepercaya. Di akhir suratnya, KBRI Teheran juga menyertakan nomor telepon yang bisa digunakan sebagai pengaduan atau informasi.
"WNI dan diaspora diharapkan agar tidak mudah terpancing dengan informasi dan berita dari berbagai sumber dan media sosial. Informasi terkini mengenai kondisi keamanan di Iran dapat diperoleh dari media resmi Pemerintah Iran dan KBRI Teheran," pesannya.
"Sekiranya terdapat hal yang perlu diketahui bersama mohon dapat menghubungi KBRI Teheran melalui nomor hotline +989129632269, +989120067021, +989120368594, atau +98912189152," tutupnya.
Demonstrasi antipemerintah ini berlangsung sejak Kamis (28/12/2017) pekan lalu. Hingga Senin (1/1/2018), dilaporkan 21 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi di berbagai kota di Iran tersebut.
Sedangkan 450 orang lainnya dilaporkan ditangkap di Teheran dalam beberapa hari terakhir. Unjuk rasa ini awalnya dipicu oleh aksi memprotes perekonomian Iran yang memburuk, tapi kemudian bergeser menjadi seruan lengsernya rezim pemerintah Iran secara keseluruhan. (ams/nvc)