Nusron menilai wajar terkait adanya pakta integritas kontrak politik antara Demiz dengan Demokrat. Setiap kader mestinya memang harus terikat dengan partainya.
"Tidak masalah (dengan pakta integritas Demiz), setiap kader partai ya pasti formatnya seperti itu," kata Nusron melalui pesan singkatnya, Senin (1/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita masih terbuka dengan siapapun dan tidak terpengaruh dengan apapun," tegas Nusron.
Senada dengan Nusron, Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi mengatakan partainya tidak terpengaruh dengan surat pakta integritas tersebut. Menurutnya, perdebatan antara Hidayat dan Demiz di Twitter hanyalah cerita persoalan masa lalu Demiz yang pernah hendak diusung PKS. Perdebatan keduanya di Twitter lebih kepada persoalan perpisahan politik antara Demiz dan PKS.
"Nggak lah (terpengaruh). Persoalan cuitan-cuitan itu kan mereka masa lalu. Karena dulu kan mereka pernah bersama, baik bersama selama 5 tahun dengan Pak Ahmad Heryawan, dan kemudian beberapa waktu yang lalu bersama Pak Ahmad Syaikhu, nah itu adalah cerita persoalan masa lalu mereka," kata Dedi kepada detikcom, Senin (2/1/2018).
Dedi enggan berkomentar lebih jauh terkait surat pakta integritas tersebut. Saat ini dia lebih fokus ke depan untuk berpasangan dengan Deddy Mizwar, serta memenangkan Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.
"Saya lebih konsen untuk bercerita tentang masa depan. Masa depannya Pak Deddy Mizwar paket dengan saya dan kemudian saya pasti setelah terpilih akan memenangkan Presiden Jokowi di 2019," ucap Dedi.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Syarief Hasan menilai tidak ada yang salah dengan surat pakta integritas kontrak politik Deddy Mizwar dengan Demokrat. "Apa yang salah dari surat itu? Sejak dulu yang bersangkutan (Deddy) salah satu pendiri PD," ujar Syarief saat berbincang dengan detikcom, Senin (1/1/2018).
Surat itu untuk keperluan lingkup internal Demokrat. "Intern," ujar Syarief. (nvl/nif)