Seperti pasangan asal Padang, Ratna dan Willy. Mereka menggunakan pakaian adat Minang bernuansa merah.
Ada pula sunting yang menghias kepalanya. Walau keduanya asli tanah Padang, namun sudah resmi mengantongi KTP sebagai warga DKI Jakarta. Pasangan ini adalah calon pengantin dari Kelurahan Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Demikian pula dengan Ani dan Agus, pasangan dari Kelurahan Roa Malaka, Tambora. Mereka juga dirias gratis, difasilitasi oleh kelurahan. Riasan yang digunakan adalah busana adat paes Solo, Jawa Tengah.
"Tadi rias di hotel. Datang aja, jam 3 sore, terus dirias, udah. Dari kelurahan semua," ucap Ani.
Namun, rupanya ada pula pasangan yang lebih memilih menyiapkan baju dan riasan sendiri. Semuanya disiapkan secara mendadak dan cepat.
"Ditawarin (rias) dari keluarahan, tapi saya nggak enak karena dibantuin semua (maharnya). Pesen bajunya siang kemarin, dekat rumah, siang tadi diambil, sekalian rias," ungkap Mira Chasmirah yang mengenakan hijab dan busana putih ini, pasangan dari Kelurahan Baru, Pasarebo.
![]() |
Pantauan detikcom, ada pula peserta nikah massal yang memakai busana Betawi.
Pemprov DKI Jakarta menggelar nikah massal untuk menyambut pergantian tahun. Pemprov juga membiayai mahar pernikahan berupa seperangkat alat salat, Alquran, hingga 1 gram emas dari PT Antam. Tak hanya itu, riasan rupanya dibiayai dari sumbangan kelurahan. (nif/imk)