Sebut saja Kelurahan Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, hanya satu pasang pengantin saja yang ikut serta. Menurut staf kelurahan, ini disebabkan masyarakat beranggapan acara akan sangat padat.
"Tiga minggu dari sekarang (informasinya). Awalnya nggak ada yang mau. Karena nikah massal kan rame ya," ungkap Kasi Kesra Kelurahan Sukabumi Selatan, Ully di Park and Ride Thamrin 10, Jakarta Pusat, Minggu (31/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengantar nikah kita terus melayani selama 3 minggu ini. Tapi banyak yang nggak mau karena sudah ada rencana sendiri, mau di mana, itu sudah merencanakan. Tapi ada juga yang akhirnya setelah tahu ini bilang, 'Kalo tau gitu mau,'" kata Lurah Sukabumi Selatan, Maiyanti.
Akibatnya, hanya sepasang calon pengantin saja yang akhirnya mengajukan diri. Padahal nikah massal ini gratis dibiayai Pemprov DKI Jakata. Setiap kelurahan disebut Maiyanti mendapat kuota 2 pasang pengantin.
"Ini seharusnya 2 pasang tiap kelurahan, tapi kita nggak ada. Dapatnya satu pasang," ujarnya lagi.
Dia lalu menilai, kegiatan ini cukup bagus. Sepengetahuannya selama ini, nikah massal jarang sekali digelar.
"Kalo Provinsi sih nikah massal kayaknya baru tahun ini, Pemda DKI. Biasanya sunatan massal yang sering," imbuh Maiyanti.
Malam ini Pemrov DKI mengadakan rangkaian acara menyambut tahun baru. Nikah massal adalah salah satunya. Acara ini diikuti oleh 430 pasangan. Pemprov DKI menggratiskan mahar yang berisi seperangkat alat salat, Alquran, serta sertifikat 1 gram emas.
(nif/imk)