"Fenomena hujan lebat disertai kilat/petir bersahutan merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Kejadian hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat dimungkinkan terjadi pada puncak musim hujan," ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko dalam keterangan tertulis, Minggu (31/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indikasi terjadinya hujan lebat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di antaranya udara malam hingga pagi hari yang terasa panas pada satu hari sebelumnya
"Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5Β°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%), " papar Hary.
Selain itu mulai pukul 10.00 WIB, terlihat tumbuh awan cumulus (awan putih berlapis-lapis). Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol. Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu β abu / hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
"Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita," ujar Hary. (fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini