"Ini yang ada di depan mata Kota Tua, sebetulnya, yaitu PKM yang kemarin direlokasi ke Kota Tua dan kita sudah invest Rp 18-20 miliar, saya lupa, untuk membuat shelter penampungan mereka atau lokasi binaan," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2017).
Para PKM di Kota Tua, menurut Sandi, perlu ditata lagi karena kerap mengeluh soal penurunan omzet atau pendapatan dari hasil berjualan. Dijelaskan Sandi, PKM di salah satu tempat wisata Ibu Kota itu beberapa kali mengadu ke Balai Kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkan Sandiaga, penataan PKM di Kota Tua tentu berbeda dengan penataan PKM di Pasar Tanah Abang. Kata dia, konsep penataan PKM harus berdasarkan karakteristik tempatnya.
Wagub usungan Partai Gerindra dan PKS itu memastikan akan melibatkan para PKM saat menyusun konsepnya. Dia menuturukan penataan ulang bertujuan agar usaha PKM di lokasi bisa meningkat.
"Tapi kami melihat secara serentak bahwa kebutuhan untuk memastikan lapangan pekerjaan terjaga agar pasar-pasar lain akan ditata tapi belum tentu akan seperti ini (Tanah Abang). Karena, penataannya harus berbasis kearifan dari masing-masing lokalitas," papar Sandiaga.
"Di tempat lain mungkin harus melakukan pendekatan yang lain dan itu harus berdasarkan data-data setempat dan interaksi dengan para pengusaha di sana atau PKM. Karena, kita ingin mereka naik kelas," tutupnya.
Pemprov DKI sudah menata para PKM yang biasa berjualan di trotoar di depan Stasiun Tanah Abang. Kini, para PKM Tanah Abang diberi tenda di salah satu ruas jalan, persis di depan stasiun. (zak/gbr)











































