"Media sosial sudah menjadi hal mengkhawatirkan bagi pertahanan dan itu yang harus disikapi dan itu masuk ranah cyber," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertahanan Marsma Yusuf Jauhari di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2017).
Yusuf juga mengatakan, untuk menangkal serangan siber di media sosial selama pesta demokrasi, pihaknya juga bekerja sama dengan pihak lain. Apalagi saat ini serangan siber mulai masalah politik hingga sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Rentetan Serangan Cyber Menghebohkan di 2017 |
Yusuf mencontohkan saat pelaksanaan Pilpres di Amerika Serikat tahun lalu. Serangan siber di AS saat itu hanya level teknis. Oleh sebab itu, Kemenhan, TNI, Polri, dan Kemkominfo sudah membuat aturan menindak tegas pelaku serangan siber.
"Untuk menghadapi pilpres ya memang pelik karena teknologi celahnya bergeser. Amerika jadi contoh, tapi waktu itu serangan teknis. Itu juga disikapi dalam arti kami bergerak komunitas terkait keamanan menyatukan barisan dan secara teknis mencari celah keamanan. Sehingga bolong-bolong bisa kita eliminir, itu teknisnya," tutur dia. (fai/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini