"Jadi yang mesin politik, parpol yang mendukung, kita harap boleh menghangat, tapi jangan sampai panas, apalagi terbakar. Hindari isu provokatif, sensitif, jangan sampai konflik, perpecahan bangsa, untuk memenuhi ambisi politik sektoral," kata Tito di gedung Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (29/12/2017).
Dia memastikan Polri akan bersikap netral. Tito kembali mengimbau agar tokoh agama, tokoh masyarakat, dan wartawan juga turut berperan menciptakan suasana yang sejuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito juga mengharapkan partisipasi pengamat pemilu, LSM, dan lembaga pengawas pemilu independen untuk aktif mengawasi situasi politik yang berkembang.
"Bantu awasi. Begitu ada yang sensitif, hoax, bergerak, sehingga isu negatif tak sampai berkembang," ucap Tito.
"Bulan Agustus, kontestasi pilpres. Memang 2019, tapi tahapannya dimulai Agustus 2018. Penetapan paslon capres dan wapres. Ini juga mulai memanaskan mesin politik nasional. Jadi Juni ada pilkada serentak, panas mesinnya, Agustus penetapan paslon capres-cawapres, mesin makin panas," sambung dia. (aud/idh)