"Pak Wapres bilang namanya jangan Ramadniya. Diganti saja misalnya jadi seperti sebelumnya, Ketupat atau Operasi Opor," kata Tito di sela pemaparannya dalam rilis akhir tahun Polri di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (29/12/2017).
Mendapat komplain dari Wapres, Tito pun langsung memerintahkan Asisten Bidang Operasi Irjen M Iriawan mencari nama baru untuk sandi operasi tahun depan. Nama sandi itu bisa kembali lagi menjadi Operasi Ketupat atau yang lain yang mudah diucapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak As Ops, namanya (operasi pengamanan Idul Fitri) kita ganti lagi. Apa ketupat lagi biar gampang," ujar Tito.
Dalam pemaparannya, Tito menyebut ada 176 operasi yang dilakukan Polri sepanjang 2017. Operasi itu terdiri dari 5 bersifat terpusat dan 171 bersifat kewilayahan. Operasi yang paling banyak, menurut Tito, untuk mengatasi masalah lalu lintas.
"Di bidang operasional, Polri melaksanakan 176 operasi. Lima operasi terpusat dan 171 operasi kewilayahan. Banyak operasi di antaranya masalah lalu lintas karena kami anggap lalu lintas ini masalah penting," terang Tito.
"Isu tentang lalu lintas menjadi persoalan publik yang masih terus berjalan," imbuh Tito.
Salah satu operasi yang dipaparkan keberhasilannya oleh Tito adalah Operasi Ramadniya 2017. "Arus mudik maupun balik di jalur Pantura, Bakauheni-Merak lancar. Angka laka lantas (kecelakaan lalu lintas) turun 70 persen dibanding 2016. Korban meninggal turun 59 persen dari 2016," tutur dia. (dhn/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini