Dibantu oleh Polair Polres Pangkep dan warga, Tim Basarnas melakukan pencarian dengan menggunakan perahu karet dan alat selam menyisir perairan di Biringkassi Desa Bulucindea, Kecamatan Bungoro, Pangkep.
"Tadi kami mulai pukul 06.00 Wita. Kami star dari dermaga Biringkassi menyisir di areal lokasi kejadian tenggelamnya korban," kata komandan tim Basarnas, Nasaruddin saat ditemui, Jumat (29/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan lihat arus air laut dulu untuk menentukan titik perluasan pencarian. Mudah-mudahan cuacanya cerah, agar pencarian ini bisa maksimal," ujarnya.
Korban yang berasal dari Kelurahan Mappasaile, Kecamatan Pangkajene, Pangkep, Sulawesi Selatan, dilaporkan hilang setelah kapal kayu miliknya terjepit oleh kapal tug boot dan kapal tongkang batu bara.
Di hari pertama, puluhan kapal nelayan bersama Satpolair Polres Pangkep sudah melakukan pencarian. Namun, warga hanya berhasil menemukan bangkai kapal korban yang rusak parah dan terbelah.
Kapolres Pangkep, AKBP Bambang Wijanarko saat ditemui di rumah korban, mengatakan, Ruslan berangkat bersama keponakannya, Syahrul (13) hendak menjemput penumpang kapalnya di dermaga Maccini Baji, Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro.
"Selain nelayan, korban ini juga biasa mengantar penumpang kapal tengker yang berlabuh menuju dermaga. Saat itu, kapal korban terjepit bersamanya dan hingga kini korban tidak ditemukan," katanya.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, keponakan korban selamat dari kecelakaan ini, karena saat kejadian, ia sedang berada di atas kapal tug boot.
"Jadi saat korban dan kapalnya ini terjepit, keponakannya sudah berada di atas kapal tug boot. Sementara, korban ini masih di atas kapalnya," jelasnya. (asp/asp)











































