Piagam itu diserahkan langsung Senior Manager MURI Yusuf Ngadri kepada Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo sebagai pegagas Lovely Desember, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Tamzil sebagai pelaksana dan Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan sebagai penyelenggara. Pemberian piagam dilaksanakan pada acara perayaan Natal Oikumene.
"Izinkan kami mencatatkan dalam MURI sebagai pohon Natal bambu tertinggi di Indonesia, semoga pohon ini menjadi representasi menerangi hati masyarakat Toraja," kata Yusuf di Lapangan Bakti Rantepao, Toraja Utara, Rabu (27/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pohon Natal ini berhasil memecahkan rekor yang dibuat oleh Central Park Jakarta pada tahun 2009. Saat itu, replika pohon Natal yang mendapat rekor MURI memiliki tinggi 30,3 meter.
"Rekor ini merupakan bukti bahwa kreasi masyarakat lebih baik, dan Ini posisi tertinggi di Indonesia. Bukti kreasi yang lebih baik dan mau berprestasi. Ini harus kita support," kata Gubernur Sulsesl Syahrul Yasin Limpo.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Tamzil menambahkan butuh 787 bambu yang disuplai dari setiap kecamatan yang ada di Tanah Toraja untuk membuat replika pohon Natal tersebut. Sebagai penghias digunakan 54 ribu lampu hias, dan tali nilon sepanjang 20 ribu meter untuk mengikat bambu, serta 800 meter kawat baja.
Dia menambahkan, konstruksi pohon itu tidak menggunakan paku melainkan hanya tali sebagai pengikat. Tali tersebut dijadikan sebagai penyangga dari setiap sudut saja.
Di siang hari pohon ini tidak begitu nampak mencolok. Namun di malam hari tampak begitu indah dan megah, sejumlah warga juga swafoto atau groupie di depan pohon itu.
Pohon Natal ini menyala pada pukul 21:52 WITA setelah Syahrul bersama Bupati Toraja Utara Nico Demusbiringkanae dan Kepala Dinas Kehutanan Sulsel Muhammad Tamzil menekan tombol secara bersamaan untuk menyalakan lampu pohon itu.
(ams/ams)