"Kalau politik tidak sesuai prosedur kan nambah dosa. Kalau sesuai prosedur ya nggak," kata Mulyono di sela-sela acara Apresiasi PT Pindad kepada Kontingen TNI AD AARM-27/2017 dan AASAM 17 di Energy Building SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (27/12/2017).
"Pak Edy mengajukan itu (pengunduran diri) sedang proses, tinggal turunnya saja," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, tidak ada masalah anggota TNI terjun ke dunia politik jika dibutuhkan oleh masyarakat dan negara. Itu selama usia kerjanya sudah memenuhi syarat untuk pensiun dini.
"Kalau rakyat membutuhkan kenapa tidak? Mereka berkarya di tempat kita. Tapi, kalau ada rakyat yang membutuhkan, negara membutuhkan kenapa tidak? Kenapa saya harus halang-halangi," tutur Mulyono.
Hal yang sama diungkapkan Wakapolri Komjen Syafruddin. Syafruddin menyebut anggota TNI-Polri yang terjun ke dunia politik juga bertugas untuk kepentingan negara.
"Sama TNI, pokoknya kalau mau maju silakan untuk kepentingan bangsa," terang Syafruddin di lokasi yang sama.
Seperti diketahui, mutasi Letjen Edy dari posisi Pangkostrad dianulir oleh Marsekal Hadi. Meski begitu, Edy tetap ingin pensiun dini agar bisa maju sebagai cagub Sumut.
"Pensiun dini adalah hak prerogatif saya. Sudah bulat hati saya untuk jadi Gubernur Sumut 2018 apabila dipilih rakyat Sumut," ungkap Letjen Edy, Kamis (20/12).
Edy sudah mendapat dukungan dari sejumlah partai untuk bisa maju di Pilgub Cagub. Terakhir, PKS bersama Gerindra dan PAN mendeklarasikan dukungan untuk Ketum PSSI itu. (fiq/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini