Pantauan detikcom sekitar pukul 10.30 WIB, Selasa (26/12/2017), beberapa pengemudi ojek pangkalan masih terlihat berkumpul di bawah pintu Stasiun Tanah Abang lama atau persisnya yang mengarah ke tenda pedagang kaki lima (PKL). Mereka beralasan, jika ditempatkan di satu lokasi, yakni di dekat pintu Stasiun Tanah Abang baru, opang akan berebut penumpang dengan opang lainnya.
"Itu mah kebanyakan. Memang mending di sini, memang aslinya di sini. Yang di pintu bengkel (Stasiun Tanah Abang baru) sudah ada. Di sana tidak menampung. Saya di sana susah, yang di sini alhamdulillah," kata pengemudi ojek bernama Dian di Jl Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (26/12).
![]() |
Ia berharap Jalan Jatibaru Raya difungsikan seperti dulu, yakni bisa dilewati kendaraan. Sebab, ia merasa kesulitan mencari penumpang jika diminta pindah lokasi di pintu baru Stasiun Tanah Abang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, pengemudi ojek lainnya bernama Agus mengaku telah 8 tahun beroperasi di dekat pintu lama Stasiun Tanah Abang. Ia keberatan dipindahkan ke pintu baru karena merasa banyak pesaing.
Adapun di pintu lama Stasiun Tanah Abang, pengemudi ojek pangkalan terlihat sedikit. Dengan begitu, menurutnya, peluang mendapatkan calon penumpang lebih banyak.
![]() |
"Saya kan dari dulu memang di sini mangkalnya tidak pernah di situ. Saya daripada di situ ketahuan di sini. Mau sepi mau ramai enakan di sini," ujar Agus.
Menurut Agus, jika Jalan Jatibaru Raya ditutup tiap akhir pekan, itu tidak jadi masalah. Namun dia berharap jalan tersebut tidak ditutup pada hari biasa.
"Kalau mau Sabtu, Minggu, tidak apa-apa. Kalau Senin sampai Jumat ya kan kita mati juga dong," kata Agus.
Adapun pengemudi ojek lainnya, Ucit, juga mengaku kalah bersaing dengan pengemudi ojek pangkalan lainnya jika mangkal di pintu baru Stasiun Tanah Abang. Sebab, menurutnya, pengemudi ojek di pintu baru terlalu banyak.
Ucit memberi saran, jika memang pengemudi ojek pangkalan diminta pindah di pintu baru, harus diatur dengan tertib, misalnya diberi antrean. Dengan begitu, pengemudi ojek lainnya akan mendapatkan penumpang.
"Sekarang kalau di sana berebutan bagaimana. Kan tidak enak yang suaranya gede, kita suaranya kecil. Ada 100 lebih opangnya. Di sana kan campur. Sudah gitu kan banyak yang turun dari tangga sini. Kita manfaatin dikit," ujar Ucit.
Ia meminta ojek pangkalan diberi tempat di dekat pintu stasiun karena seharusnya jalan raya dipakai untuk pengendara motor. Ia menyebut salah satu faktor kemacetan sebelumnya adalah angkot yang sering membuat macet jalan.
![]() |
"Kasihlah sedikit tempat buat motor. Lagian tidak ada hukumnya jalan raya jadi pasar. Jalan raya khusus untuk pengendara. Yang bikin macet mikrolet sama pedagang," ujar Ucit.
"Kalau memang opang mau di sana semua, itu bikin antrean. Diatur kan kayak gini ibaratnya tidak banyak penumpang relatif ada, yang di sini tidak makan ya tidak makan," imbuhnya. (jor/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini