Dalam keterangan yang didapatkan detikcom, JK bercerita, di sela-sela bencana itu, dirinya mendapat tawaran menghadiri acara pernikahan saat proses tanggap bencana dilakukan.
Ternyata, undangan itu berasal dari relawan tsunami yang hendak menikahi anak seorang kepala desa di Ulele, Aceh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya itu, JK juga bercerita soal dirinya mengeluarkan fatwa untuk korban tsunami yang tidak perlu disalatkan lagi karena jumlahnya mencapai puluhan ribu dan tersebar di mana-mana.
Saat itu, JK mengatakan yang meninggal adalah syahid dan tidak perlu disalatkan.
"Jadi saya kasih tahu untuk panggil ulama-ulama. Lalu dicari, tapi tidak ada satu pun yang ketemu karena dia menyelamatkan diri juga," terangnya.
Padahal, lanjut JK, keadaan di sana sudah cukup genting karena mayat-mayat sudah mulai membusuk dan harus segera dikuburkan.
JK tidak kehabisan akal dan langsung mengambil inisiatif. "Saya bilang, saya tertinggi di sini dan, kedua, saya juga pernah sekolah agama. Dan menurut pendapat saya, ini syahid dan tidak perlu disalatkan dan dimandikan," ujarnya.
"Kalaupun mau (disalatkan), bagaimana caranya? Azwar Abubakar minta tertulis untuk dikeluarkan fatwa," sambung JK dengan senyum.
(fiq/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini