Kampung Damai ini dideklarasikan di Kampung Panggulan, Pengasinan, Depok, Jawa Barat, Minggu (24/12/2017). Kampung Damai ini juga bertujuan untuk membangun kerukunan antar warga di tingkat desa.
"Karena Indonesia dalam kondisi bahaya intoleransi, makin tinggi teroris masuk ke desa karena itu melalui pendekatan ini kami rangkul ke tingkat desa agar masyarakat mengerti kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Moqsith di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ibu-ibu ini juga ada sesi pertemuan, biar mereka saling kenal. Karena kalau tidak saling kenal rawan untuk mendapat infomasi yang tidak objektif. Diharapkan bisa merakit kerukunan sesama warga," tambahnya.
Di Jawa Barat, Kampung Damai di Kampung Panggulan ini yang pertama kali dideklarasikan. Sebelumnya, Wahid Foundation juga sudah mendeklrasikan di Desa Nglinggi dan Desa Gemblegan di Klaten, 3 desa di Sumenep, dan Desa Candirenggo, Malang.
Renacananya, untuk wilayah Jawa Barat juga akan dideklarasikan Kampung Damai di Kelurahan Duren Mekar, Depok dan Tajur halang, Bogor.
Lebih lanjut, Moqsith menilai wilayah Jawa Barat masuk dalam daerah yang rawan intoleransi. Oleh sebab itu, pihaknya ingin memperluas Kampung Damai di Jawa Barat.
"Jawa Barat nanti ada 30 desa, Depok, Bandung, Bogor," ujarnya.
![]() |
"Mudah-mudahan ada barokah dari kampung damai ini. Kalau panggulan ini hancur yang rugi semuanya, kalau Depok hancur yang rugi semuanya. Jadi mulai saat ini dan seterusnya tidak boleh terjadi konflik," ujarnya.
Dalam deklarasi ini dilakukan juga penandatanganan batu prasasti Kampung Damai. Acara ini juga dihadiri Kepala dusun Kampung Panggulan M Nali, kordinator wilayah jabar dari Wahid Foundation, Edi saidi, tim leader program kampung damai Visna Vulovik, Community development officer Wahid Foundation Faiqoh, dan
Camat Sawangan Zainudin. (nvl/nvl)