"Yang harus digarisbawahi adalah surat pengunduran diri tersebut bukan saya yang buat, melainkan dari pihak kampus yang membuat surat tersebut," jawab mahasiswi tersebut saat dikonfirmasi melalui akun Instagramnya, Sabtu (24/12/2017) malam.
Si mahasiswi menolak mengungkap identitasnya. Dia menyatakan belum mengetahui akan melanjutkan studi ke mana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pun versi dari pihak kampus berbeda. Ketua Senat Akademik UAI Dr Suparji menyatakan mahasiswi tersebut bukan dikeluarkan, melainkan mengundurkan diri. Menurut dia di kampus UAI sudah ada perjanjian dengan mahasiswa untuk tidak bertato.
"Larangan bertato didasarkan pada pertimbangan agama, etika, kepantasan, dan budaya," tutur Suparji.
Larangan bertato ini sudah ada di UAI sejak 2001, sementara proses terkait mahasiswi bertato yang tengah viral ini sudah berjalan selama 2 bulan.
Mulanya pihak kampus tak tahu mahasiswi yang namanya tak disebutkan oleh Suparji itu bertato. Namun, ketika perkuliahan berjalan, ternyata mahasiswi baru angkatan 2017 itu memiliki tato.
"Diadakan musyawarah untuk dihilangkan, tetapi berisiko terhadap kesehatan yang bersangkutan. Maka, karena tidak bisa menyesuaikan, yang bersangkutan mengundurkan diri," ujar Suparji. (fjp/jor)