Rois mengatakan hal tersebut kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian. "Memang dia rasakan sangat ketat. Jadi dia merasakan waktu dia zaman ditahan di Polda saya bebas. Begitu di sini dia bilang 'ampun saya segini (sambil menunjukkan jarinya di atas hidung)'. Dia tidak bisa lagi ngapa-ngapain," kata Kapolri kepada wartawan di Lapas Pasir Putih, Jumat (22/12/2017).
Pernyataan tersebut disampaikan setelah Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly serta sejumlah pejabat dari BNN dan BNPT meninjau lapas high risk atau maximum security yang ada di Pulau Nusakambangan, Cilacap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat Iwan ditangkap, polisi menemukan bom ransel dan senjata api. Dia bersama dua temannya waktu itu.
"Dia pernah di Filipina, kontak senjata ikut dalam gerakan-gerakan bersenjata di Filipina saat itu melawan tentara Filipina. Jadi dia cukup terlatih. Dulu pelatih dia juga dari lulusan Afganistan. Saat penangkapan pun kontak senjata dengan teman-temannya," katanya.
Menurut Yasonna, selain Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih yang dikhususkan untuk narapidana narkoba dan terorisme, terdapat satu lapas maximum security yang sedang dibangun di Lapas Karanganyar.
"Karanganyar lagi on progres. Kita harapkan 2019 itu nanti full elektronik, betul-betul security-nya bisa lebih dari sini, very-very high risk kapasitas 500 (napi)," jelasnya. (arb/asp)











































