Informasi itu beredar beberapa hari terakhir di Facebook dan grup WhatsApp. Berikut ini bunyi pesan yang beredar tersebut.
SEBARKAN!!!!!!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar itu disertai video berdurasi 11 detik yang memperlihatkan tumpukan cabai kering di tanah. Ada sejumlah tikus yang lalu-lalang di tumpukan itu.
Tidak diketahui lokasi dan waktu pengambilan video tersebut. Ada yang menyebut video itu tidak diambil di Indonesia, melainkan di India. Namun tidak ada ucapan di video atau hal lainnya yang memastikan itu.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi mengatakan kabar itu tidak benar atau hoax. Difteri disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae dan tidak ada hubungannya dengan tikus.
"Difteri tidak ditularkan melalui gigitan apa pun, tapi melalui droplet atau cairan yang keluar kalau berdekatan, misalnya bersin. Jadi ini jelas-jelas hoax," ungkap Oscar saat dihubungi, Kamis (21/12/2017).
Tidak bisa dipungkiri, tikus tetap merupakan pembawa penyakit. Namun penyakitnya bukan difteri, melainkan leptospirosis.
"Pada daerah yang kumuh, itu tikus-tikus berkeliaran, yang kencingnya bisa menyebabkan penyakit leptospirosis. Tapi kalau difteri tidak," ujar Oscar. (imk/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini