Melihat kondisi itu, World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia program Aceh membekali dan mempersenjatai puluhan warga di Desa Cot Girek, Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, dengan meriam karbit. Meriam karbit itu sebagai upaya pemecahan masalah konflik gajah dengan warga setempat yang kerap terjadi.
"Selain memfasilitasi warga dengan 'meriam karbit' untuk mengusir gajah liar, kita juga memberikan materi khusus kepada warga saat melakukan penggiringan pengusiran gajah liar dengan aman sehingga tidak terjadi gesekan di antara keduanya," kata Education and Awareness Specialist WWF Indonesia Syamsuardi kepada detikcom, Kamis (21/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simulasi pengusiran gajah liar di Aceh Utara. (Datuk Haris/detikcom) |
Dia mengatakan pihaknya juga memberikan simulasi kepada warga cara menangani serta menggiring gajah yang masuk ke perkebunan hingga permukiman agar kembali ke hutan.
"Perlu diperhatikan, dalam mengusir gajah liar, baik yang masuk di perkebunan maupun permukiman, warga harus mempunyai jarak aman dengan gajah. Pastikan, tingkah laku gajah saat penggiringan tidak sedang agresif. Hati-hati juga jika melakukan pengusiran gajah jantan yang sedang berahi, karena kerap mengamuk dan lebih baik dihindari," sebut Syamsuardi.
Simulasi pengusiran gajah liar di Aceh Utara. (Datuk Haris/detikcom) |
Sementara itu, Kepala Desa Cot Girek, Samsul Hadi, mengatakan, dalam sepekan terakhir hampir tiga kali gajah liar masuk perkebunan hingga permukiman warga. Selama ini mereka mengusir gajah-gajah tersebut dengan alat seadanya.
"Syukur, dengan adanya simulasi seperti ini dan juga fasilitas meriam karbit oleh WWF dan BKSDA dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk menghalau gajah liar yang sewaktu-waktu masuk ke permukiman warga," sebutnya. (idh/idh)












































Simulasi pengusiran gajah liar di Aceh Utara. (Datuk Haris/detikcom)
Simulasi pengusiran gajah liar di Aceh Utara. (Datuk Haris/detikcom)