Kapal yang terkait dengan aksi lompat itu adalah KM. Sanus 48. Kapal itu berolak dari Ambon menyinggahi 18 pelabuhan diantaranya Moa-Kisar-Leti, Saumlaki-Tual dan kembali lagi ke Ambon. Kapal berangkat dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon Selasa (19/12) pukul 18.00 membawa 500 penumpang, sesuai kapasitas angkut dan batas toleransi yang ditetapkan Kemenhub pada angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi adanya 200 penumpang yang belum terangkut, karena mereka belum memiliki tiket KM. Sanus 48, sehingga tidak diijinkan naik. "Kami telah berkomitmen mengutamakan keselamatan. Tiket dijual sesuai kapasitas angkut. Tiket dicek dengan departure control system (DCS) di pintu masuk. Yang tiketnya tidak sesuai tentu tidak boleh naik," terang Barlet.
Terkait laporan mengenai ada orang yang lompat ke laut dipastikan barlet orang itu adalah seorang porter, buruh TKBM yang mengantar barang penumpang namun belum turun padahal sebelum kapal berangkat sudah diumumkan berulang-ulang.
"Petugas pelabuhan dan petugas di atas kapal telah mengumumkan dengan pengeras suara berulang-ulang. Kok masih ada yang belum turun. Sebagai porter semestinya sudah paham kalau kapal mau berangkat," imbuh Barlet.
"Kiranya para calon penumpang kapal angkutan laut Natal dan Tahun Baru dapat memahami bahwa keselamatan pelayaran merupakan tanggung jawab bersama. Semestinya, kalau sudah penuh, jangan memaksakan naik dan belilah tiket di lokasi resmi yang telah ditetapkan terlebih sekarang sudah online. Pemerintah tidak akan tinggal diam dan pasti akan menyiapkan kapal cadangan bila penumpang membludak. Jadi mohon kerjasamanya, baik Operator kapal dan para penumpang agar masyarakat dalam hal ini para penumpang dapat berlibur dan merayakan natal dan tahun baru di kampung halamannya dengan suka cita," ujar Barlet.
KM. Sanus 48 berangkat dari Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon pukul 18.00 terlambat 1 jam dari jadwal pukul 17.00. Keterlambatan karena penumpang banyak dan ada yang ingin memaksa naik meskipun tidak bertiket. (fjp/fjp)