"Secara keseluruhan, untuk rapor pemerintah dalam angka selama 2017 menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi-JK berada pada range 60-70 persen," kata peneliti Populi Center, Nona Evita, dalam diskusi media di ruang Sriwijaya, Hotel Kartika Chandra, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (20/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Evita mengatakan tingginya kepuasan masyarakat berbanding lurus dengan tingkat elektabilitas Jokowi di 2019. Namun elektabilitas tinggi itu dapat tergerus bila lawan politiknya terus menggunakan politik identitas atau SARA.
"Ada peningkatan, namun yang harus diantisipasi adalah elektabilitas tingkat kepuasan itu berbanding lurus dengan tingkat elektabilitas, karena dalam Pilgub DKI contohnya tidak berbanding lurus. Nyatanya, ada gap yang besar antara tingkat kepuasan masyarakat dengan Ahok tapi tidak memilih dia lagi," jelas Evita.
"Hal ini terjadi karena ada imbas politik identitas secara keseluruhan. Bahkan Donald Trump juga memainkan isu yang sama dengan politik identitas dan itu yang harus diantisipasi pada 2018-2019," lanjut Evita.
Ditambahkan Evita, pemerintah Jokowi-JK diminta tidak berpuas diri atas capaian kinerja yang telah membaik. Dia menyarankan pemerintah kembali mensosialisasikan hasil capaian kerja kepada masyarakat.
"Jadi, untuk mempertahankan elektabilitas tanpa menggoreng isu-isu, bisa dengan mensosialisasikan capaian-capaian yang sudah dihasilkan pemerintah, terkait kebijakan-kebijakan yang berhasil ke masyarakat secara konsisten," terang Evita. (adf/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini