"Sampai saat ini masih penyelidikan. Pemeriksaan saksi-saksi. Saksi sudah ada sepuluh orang yang diperiksa terkait hal itu," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Sabrar Fadhilah kepada detikcom di sela acara Pemberian Brevet Wings TNI AU kepada Kapolri, KSAD dan KSAL di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (20/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi perlu dipahami, lokasinya itu tidak di daerah kota, bukan di Malukunya tetapi di pulau. Jadi harus menyeberang ke lokasi. Sekarang kan cuaca ekstrem, laut sedang ombak tinggi, untuk menuju ke lokasi saja ada kendalanya," jelas Sabrar.
Sabrar menerangkan kasus tewasnya La Gode dan dugaan adanya oknum TNI yang menyiksanya kini ditangani Denpom setempat dan POM Angkatan Darat (POM AD).
"Yang menangani POM AD. Di sana ada Denpom juga," ujar Sabrar.
Sebelumnya, La Gode ditangkap karena mencuri singkong parut milik warga. La Gode ditangkap kantor Pos Satuan Tugas Operasi Pengamanan Daerah Rawan Batalion Infanteri Raider Khusus 732/Banau (BKO).
Dia lalu ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tubuh banyak terdapat bekas siksaan pada 24 Oktober lalu. Delapan gigi La Gode diketahui tercabut dan kuku ibu jari kakinya terlepas.
Jenderal Gatot Nurmantyo, di akhir masa jabatannya sebagai Panglima TNI, mengatakan telah mengirim Pom untuk menyelidiki peristiwa ini. Kasus kematian La Gode juga disorot Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras). (aud/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini