Penjelasan Pelni Soal KM Sanus Tinggalkan Pemudik Natal di Ambon

Penjelasan Pelni Soal KM Sanus Tinggalkan Pemudik Natal di Ambon

Nur Indah Fatmawati - detikNews
Rabu, 20 Des 2017 05:55 WIB
KM Sanus berlayar dari Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon (Foto: muslimin abas/detikcom).
Jakarta - Sebanyak 200 calon penumpang asal Ambon gagal berangkat karena ditinggal KM Sabuk Nusantara (Sanus) 48. PT Pelni menjelaskan hal ini karena sebagian mereka tidak mengantongi tiket resmi dan waktu keberangkatan yang telah tiba.

"Kami telah berkomitmen mengutamakan keselamatan. Tiket dijual sesuai kapasitas angkut. Tiket dicek dengan Departure Control System (DCS) di pintu masuk. Yang tiketnya tidak sesuai tentu tidak boleh naik," terang Manager PR dan CSR PT Pelni (Persero) Akhmad Sujadi lewat keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (19/12/2017).

Tidak terangkutnya 200 orang calon penumpang tersebut, menurut Sujadi juga dikarenakan kapasitas KM Sanus 48 sudah terpenuhi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kapal berangkat dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon membawa 500 penumpang, sesuai kapasitas angkut dan batas toleransi yang ditetapkan Kemenhub pada angkutan Natal dan Tahun Baru," katanya.

Sujadi mengatakan, penumpang yang diangkut hanya yang mengantongi tiket sesuai nama kapal dan jam keberangkatan. Banyaknya calon penumpang yang memaksa naik mengakibatkan keterlambatan keberangkatan kapal selama satu jam, dari yang semula terjadwal pukul 17.00 WIT menjadi pukul 18.00 WIT.

"Keterlambatan karena penumpang banyak dan ada yang ingin memaksa naik meskipun tidak bertiket. Namun berkat kerjasama jajaran Pelni, Pelindo 4, Muspiko, jajaran Kemenhub semua dapat diatasi dengan baik," ujar Sujadi.

Terkait dengan tidak terangkutnya 200 calon penumpang tersebut, Sujadi mengatakan akan ada kapal swasta yang memberangkatkan pada 21 Desember 2017. Namun, calon penumpang diimbau untuk membeli tiket resmi.

Porter loncat saat kapal mulai bertolakPorter loncat saat kapal mulai bertolak (Foto: muslimin abas/detikcom).


Sujadi juga memberi klarifikasi terkait peristiwa porter angkut barang penumpang yang terjun ke laut karena terlambat turun sebelum kapal diberangkatkan. Seyogianya, lanjut Sujadi, hal ini tidak perlu terjadi sebab sebelumnya sudah diumumkan berulang-ulang kapal akan segera bertolak.

"Petugas pelabuhan dan petugas di atas kapal telah mengumumkan dengan pengeras suara berulang-ulang. Kok masih ada yang belum turun. Sebagai porter semestinya sudah paham kalau kapal mau berangkat," tukas Sujadi.

Sebelumnya diberitakan calon penumpang mengeluh karena tangga kapal sudah dinaikkan padahal dia mengantongi tiket sesuai identitas. Peristiwa ini juga diwarnai tangisan histeris calon penumpang yang barangnya sudah berada di atas kapal, namun dia sendiri tidak sempat terangkut.

Bahkan, seorang buruh pelabuhan juga nyaris tewas akibat tidak kuat berenang ke tepi setelah loncat dari atas kapal yang mulai berlayar menjauhi Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon. Beruntung ada sebuah boat yang melintas di dekatnya dan langsung menyelamatkan. (nif/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads