Yaitu dalam acara festival musik Islam internasional seperti Die Garten des Islam tahun 1994 dan Festival Heimatklange tahun 1996.
Manggung di Eropa tidak membuat Nasida Ria mengalih bahasakan lagu mereka. Mereka bernyanyi beberapa lagu berbahasa Indonesia dan Arab seperti biasanya. Afuwah bersyukur kala itu karena respon penonton bagus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: angling |
Tahun 1988, Nasida Ria juga pernah tampil di Malaysia, bahkan di depan raja kala itu. Mereka tampil untuk memperingati 1 Muharram. Mereka bernyanyi sesuai tema baik yang berbahasa Indonesia dan Arab.
"Kami tampil di depan raja. Lagu yang dibawakan beberpa contohnya Wulidal Huda dan Selamat Maal Hijrah," tandasnya.
Foto: angling |
Di Indonesia, mereka ternyata juga pernah tampil di berbagai acara musik indie. Salah satunya yaitu Loenpia Jazz di TBRS Semarang. Genre musik jazz jelas sangat berbeda dengan gaya Nasida Ria. Tampil tanpa mengubah konsep, ternyata respon anak muda penggemar jazz mendengar dakwah Nasida Ria cukup bagus.
"Respon bagus, jadi dikenal juga. Semoga anak-anak muda lebih suka dengan lagu religi. Enggak yang itu-itu terus," katanya. (alg/asp)












































Foto: angling
Foto: angling