"Palestina di bawah Yasser Arafat dan Israel di bawah Yitzhak Rabin telah menerima solusi dua negara tersebut. Namun, sayangnya Israel di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu ini dia orang yang khawatiran dan tidak suka damai," kata Taher dalam sebuah sesi diskusi di Kementerian Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakara Pusat, Jumat (15/12/2017).
Taher bahkan menyebut Israel tega membunuh Yitzhak Rabin yang merupakan perdana menterinya karena menandatangani Persetujuan Damai Oslo. Kemudian, ia juga mengklaim Israel meracuni Yasser Arafat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, Persetujuan Damai Oslo dibuat pada 1993. Rabin meninggal pada 1995 dan Arafat meninggal pada 2004.
Sementara itu, Direktur Timur Tengah Kemlu Sunarko yang hadir menyebut Indonesia dan negara-negara lain juga mendukung solusi dua negara. Namun, Indonesia lebih fokus memperjuangkan Palestina merdeka.
"Two states solution merupalan solusi yang telah diadopsi secara internasional untuk dilaksanakan. Cuma masalahnya Israel mengklaim atau melakukan upaya untuk tidak pernah memberi kemerdekaan pada Palestina. Oleh sebab itu, upaya Indonesia dan negara-negara lain adalah mewujudkan Palestina yang merdeka secara penuh, berdaulat di wilayah yang menjadi haknya," ucap Sunarko. (HSF/rvk)











































