Begini Dampak Pilih Pemimpin karena Utang Budi

Begini Dampak Pilih Pemimpin karena Utang Budi

Niken Widya Yunita - detikNews
Jumat, 15 Des 2017 17:35 WIB
Foto: Ketua MPR Zulkifli Hasan (Dok. MPR)
Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, memilih pemimpin karena utang budi setelah diberi sembako atau uang sangat tidak baik. Menurutnya, hal tersebut tidak akan membawa berkah.

"Memilih pemimpin karena sembako akan kehilangan berkahnya," ujar Zulkifli dalam keterangan tertulis dari MPR, Jumat (15/12/2017).

Zulkifli mengatakan itu di hadapan jamaah Masjid Jami Nurul Huda, Koala Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itu, Zulkifli mendorong umat Islam agar belajar berdagang seperti Nabi Muhammad Rasulullah. Hal ini agar umat Islam mandiri dan tidak terpengaruh utang budi.

Dengan berdagang, Zulkifli berharap umat Islam tidak hanya besar dalam segi jumlah. Namun bisa menjadi kekuatan ekonomi dan politik.

"Umat Islam yang besar harus bisa dikonversikan menjadi kekuatan ekonomi dan politik," katanya.

Menurut Zulkifli, sekarang dalam era persaingan bebas maka umat Islam harus siap menghadapi kondisi itu. Ditekankan agar para orangtua menyekolahkan anak-anaknya agar mereka menguasai ilmu bisnis atau yang lainnya .

Bila umat Islam mandiri maka kedaulatan akan bisa digunakan dengan tepat. Diakui selama ini kedaulatan yang ada sering ditukar dengan sembako. Dalam memilih pemimpin diharap masyarakat bisa melihat asal-usul dan jejak rekamnya.

"Itu yang akan menentukan masa depan kita," paparnya.

Dalam acara setelah salat Jumat itu, Zulkifli meminta agar umat Islam di Samboja ikut meluruskan paham yang salah. Diungkapkannya, ada anggapan menjalankan kehidupan beragama secara benar dan sungguh-sungguh disebut sebagai tindakan intoleran.

"Padahal Pancasila memberi kebebasan bangsa ini dalam menjalankan kehidupan beragama. Paham yang salah seperti itu yang perlu diluruskan," tambah dia.

Ditegaskannya agar warga Samboja bersatu. Meski dalam persatuan itu ada perbedaan.

"Yang beda biar berbeda. Yang penting saling menghormati," tegas Ketua Umum PAN itu.

(nwy/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads