"Jadi bukan hanya dengan ketum baru kemudian itu selesai, program baru habis itu selesai, tapi 3 indikator branding baru harus secara masif disebarluaskan ke masyarakat dan harus dimunculkan bahwa katakanlah program ini bukan hanya jargon, tapi juga sebuah sesuatu yang memang akan dilakukan Golkar yang lebih konkret lagi. Jadi program bukan hanya sekadar jargon," ujar Ardian di kantor LSI, Graha Dua Rajawali, Jl Pemuda No 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (14/12/2017).
Ardian menyarankan Golkar membuat semacam kisah sukses mereka sebagai salah satu partai besar saat ini. Golkar juga disarankan Ardian 'menjual' para calon kepala daerah dan pejabat kepala daerah mereka kepada masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melihat peta ini, Golkar masih sangat mungkin menjadi juara, tapi sangat mungkin terlempar di urutan dua atau bahkan 3, 4, dan 5," ucapnya.
Ardian menganggap saat ini posisi Golkar terancam lantaran konflik berkepanjangan internal partai. Masyarakat, dijelaskan Ardian, menjadi seolah 'terlupakan' oleh Golkar yang sibuk mengurusi internal partai.
Dalam rilis survei LSI hari ini, yang dilakukan pada 1-4 November lalu, posisi Golkar berada di bawah PDIP dan Gerindra. Fakta ini diklaim Ardian sebagai bentuk ancaman tersendiri untuk Golkar.
"Survei sekarang dia posisinya sudah di bawah PDIP dan Gerindra. Golkar harus bisa buat gebrakan. Kalau tidak ada yang dilakukan Partai Golkar, tren negatif ini akan terus-menerus terbendung ke bawah," ucapnya. (gbr/tor)











































