"Beliau tokoh agama, tokoh ulama, kemudian beliau juga banyak mengikuti UUD konstitusi memahami begitu pula Pancasila, malah beliau juga menulis buku. Concern-nya terhadap konstitusi itu tinggi kemudian beliau juga adalah politisi di mana dia masuk parpol," ujar Jafar di rumah duka di Jalan Condet Pejaten, Kompleks Bappenas, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (14/12/2017).
"Dan kemudian dia terpilih jadi DPR yang juga menjadi pimpinan DPR dan MPR dan juga masuk lagi ke DPR sampai sekarang. Jadi 4 kali berturut-turut sekarang ini jadi 3 periode itu tinggal di rumah jabatan pimpinan DPR atau DPD," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Ketua Fraksi Demokrat itu kemudian mengenang AM Fatwa sebagai tokoh politikus kawakan yang lama berkecimpung di politik. Apalagi AM Fatwa juga dikenal vokal terhadap situasi yang terjadi di masyarakat.
"Beliau pulang ke rahmatullah dengan umur 78 tahun. Beliau juga pernah sekolahan itu sampai puluhan tahun lebih dengan peristiwa Tanjung Priok. Kita sudah paham peristiwa Tanjung Priok karena dia masuk petisi 50, bagaimana ketidakcocokan beliau dengan pemerintah waktu itu," urainya.
Baca juga: AM Fatwa akan Dimakamkan di TMP Kalibata |
"Beliau juga penulis yang handal dan memberikan kita falsafah-falsafah bahasa kearifan bagaimana menjalani hidup dan dia selalu mengatakan bahwa kalau kita akan memenangkan daripada perjuangan kita ya kita memang masuk politik. Jadi kita menentukan bagaimana kita jadi anggota legislatif dan lain-lain," bebernya.
"Bagi dia, berpolitik adalah satu jalan yang baik bagi orang-baik yang punya kapasitas mempunyai ideologi yang baik mempunyai keinginan-keinginan dan kemaslahatan hidup yang baik," imbuhnya.
Seperti diketahui, AM Fatwa meninggal dunia karena sakit liver. Rencananya, jenazah akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. (ams/fdn)











































