Arby mengatakan peristiwa itu terjadi di Jalan Ratulangi, Makassar, Sulsel, Kamis (7/12/2017). Arby mengaku tidak menyangka mobil yang diberhentikannya itu mobil dinas Kapolda Sulsel.
"Hari Kamis lalu kejadiannya, saat saya sementara pengaturan. Saya lihat ada anak sekolah dan ibu-ibu lama menunggu mau menyeberang di belakang saya. Kebetulan agak macet, jadi langsung saja saya tahan mobil di sana, ternyata itu mobil dinas Kapolda," kata Arby kepada detikcom saat ditemui di Mapolsek Mariso, Selasa (12/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arby, saat itu tidak ada pengawalan khusus untuk Irjen Umar. Rasa takut dan khawatir juga sempat muncul.
"Beliau pakai mobil dinas, tapi tidak dikawal khusus. Saya sempat takut, apalagi setelah itu dicari sama ajudan Kapolda, saya pikir itu teguran. Ternyata hari Jumat saya tahu ada panggilan apel ke Polda hari Senin untuk penerimaan penghargaan," lanjutnya.
Ayah dua anak tersebut mengaku selalu memegang teguh misi Polri saat bertugas, yaitu sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
"Makanya pas saya tahu ada warga, apalagi ibu dan anak sekolah mau menyeberang, maka saya dahulukan," jelasnya.
Bripka Arby Isnal (Reinhard/detikcom) |
Arby berharap citra polisi, terutama dari kesatuan Lalu Lintas, di mata masyarakat tidak dipandang negatif lagi. Sebab, katanya, yang merusak citra Polantas adalah oknum.
"Mudah-mudahan citra Polantas tidak seburuk yang warga pikirkan. Kalaupun ada, itu oknum," katanya.
Arby tidak jemawa atas penghargaan yang diterimanya. Penghargaan itu menjadi motivasi baginya dalam bertugas.
"Ini menjadi beban pribadi bagi saya, karena jangan sampai menjadi bumerang kalau tidak hati-hati. Tapi ini juga menjadi motivasi dan dorongan pribadi supaya lebih baik ke depannya," ucap pria 33 tahun itu.
Arby merupakan lulusan angkatan 26 SPN Batua Polda Sulsel. Dia sudah satu tahun bertugas sebagai staf Lantas Polsek Mariso. (idh/idh)












































Bripka Arby Isnal (Reinhard/detikcom)