Najib menjelaskan pernyataan Jimly tersebut belum pernah dibahas secara resmi dalam organisasi. Baik di tingkat pusat maupun di tingkat wilayah. Jadi, kata Najib, pernyataan Jimly bukan sikap resmi dari ICMI.
"Jadi kita melihat itu sebagai pernyataan pribadi. (Pernyataan itu) tidak pernah dibahas dalam rapat-rapat resmi ICMI. Saya konfirmasi ke beberapa pengurus lain. Pengurus harian tidak pernah bahas mengenai hal itu," kata Najib saat dihubungi, Senin (11/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: ICMI Dukung Jokowi Jadi Presiden 2 Periode |
"Kalau Pak Jimly mengatakan itu sebagai pernyataan resmi sebagai ketua umum, harusnya pernyataan resmi itu berdasar keputusan organisasi. Apalagi itu pernyataan politik," ucap Najib.
Apalagi, menurutnya, ICMI tidak dalam kapasitas dukung-mendukung calon. Selain itu, pernyataan politik seperti itu seharusnya disampaikan oleh organisasi politik, bukan ICMI. "Karena ICMI tidak dalam kapasitas dukung-mendukung calon. Apalagi untuk periode berikutnya Pak Jokowi belum tentu diusung partainya yang dulu," ujar Najib.
Untuk itu, pihaknya meminta Jimly mengklarifikasi atau menarik pernyataannya tersebut. Dia telah menyampaikan surat kepada pengurus ICMI pusat dan Ketua Umum ICMI.
"Kita sudah sampaikan sikap ICMI Jabar ke ICMI pusat. Saya sampaikan juga ke Pak Jimly. Kita minta (Jimly) untuk klarifikasi dan meralat pernyataannya," kata Najib.
Sebelumnya, Jimly, yang menjabat Ketua Umum ICMI, mengatakan ICMI mendukung Jokowi. Tak hanya untuk periode 2014-2019 yang setahun lagi berakhir, tapi juga untuk periode selanjutnya.
"Karena itu, ICMI tidak perlu dan tidak boleh ragu untuk mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo selama 10 tahun. Bukan untuk kepentingan orang per orang. No. Melainkan untuk kemajuan bangsa dalam jangka panjang," kata Jimly dalam pidato pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional ICMI di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/12). (fjp/fjp)