Menurutnya, TNI harus cerdas menerjemahkan potensi konflik. Sebab, potensi konflik yang ada saat ini lebih sulit diprediksi.
"Membaca potensi ancaman ke depan, TNI secara cerdas harus dapat menerjemahkan segala potensi konflik yang sulit diprediksi. Di mana diameter konflik tak lagi simetris, melainkan lebih sering bersifat asimetris dan proxy, dan hibrida," kata Hadi dalam sambutannya dalam upacara serah-terima jabatan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Sabtu (9/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setidaknya potensi ancaman yang perlu dicermati ke depan antara lain dampak tantangan dunia baru terorisme, perang cyber, kemajuan China (China charm offensive), dan potensi kerawanan ancaman di laut perbatasan," tuturnya.
"Tentu juga kejahatan lain yang dianggap merugikan Indonesia seperti illegal fishing, penyelundupan barang, manusia, senjata, dan narkoba yang mengancam keutuhan, kedaulatan NKRI yang kita cintai bersama," tambah Hadi. (jbr/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini