Apa Motif Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel

Apa Motif Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel

Erwin Dariyanto - detikNews
Jumat, 08 Des 2017 16:22 WIB
Foto: Mindra Purnomo/detikcom
Jakarta - Roley Horowitz memiliki sebuah pertanyaan besar setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kemarin mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Perempuan Yahudi keturuan India yang lama menetap di Tel Aviv itu heran lantaran Trump baru mengumumkan kebijakan tersebut sekarang.

Padahal menurut dia sejak 1995 Senat AS sudah merekomendasikan agar pemerintahan negeri Paman Sam itu memindahkan kantor kedutaan mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem. Namun sejak 1995, semua presiden AS yang berkuasa selalu menunda melaksanakan rekomendasi senat tersebut.

"Mengapa sekarang? Mungkin ada beberapa pembicaraan atau rencana, mungkin Israel akan diminta untuk membuat beberapa konsesi yang sulit nantinya!," kata Roley saat berbincang dengan detikcom, Kamis (7/12/2017).

Dia menduga, Trump sengaja mengambil kebijakan itu lebih untuk kepentingan politik pribadinya. Seperti diketahui saat ini dia banyak memiliki masalah di dalam negeri. Dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Trump berharap mendapat dukungan komunitas Yahudi di AS.

Direktur Eksekutif CSIS (Centre for Strategic and International Studies) Philips J. Vermonte mengatakan kebijakan Trump itu sangat tak bertanggung jawab karena hanya mementingkan janji elektoral di dalam negeri.

"Sementara mengenai Timur Tengah, Palestina dan Israel itu bukan cuma urusan elektoral," kata Philip saat dihubungi detikcom, Jumat (8/12/2017).

Persoalan Palestina dan Israel menyangkut sejarah yang panjang. Dampak keputusan Trump pun tak hanya dirasakan di Timur Tengah saja. Musababnya adalah Yerusalam menjadi kota suci bagi tiga agama, yakni: Yahudi, Kristen dan Islam.

"Kebijakan Trump ini tidak positif, dia hanya mementingkan faktor elektoral saja. Indonesia pun akan kena impact-nya," kata Philip.

Kebijakan Trump yang diumumkan pada Rabu siang waktu AS atau Kamis dini hari itu langsung memantik reaksi keras. Hampir semua kepala negara dan kepala pemerintahan di dunia mengecam kebijakan Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam keras kebijakan Trump dan meminta Pemerintah AS mengkaji ulang pengakuan tersebut.

Hari ini gelombang unjuk rasa di sejumlah wilayah negara di dunia mengecam kebijakan Trump. Di Jakarta aksi demontrasi digelar di depan kantor Kedutaan Besar AS, Gambir. Mereka membentangkan bendera Palestina sebagai bentuk dukungan. (erd/jat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads