Nathan akhirnya ditangkap polisi karena menipu seorang perempuan pegawai negeri sipil dengan modus memacari korban.
"Laporan yang masuk ke kita itu baru satu orang korban, PNS. Tetapi kami sudah mengumpulkan ada 10 korban lainnya yang saat ini sudah terdeteksi," kata Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Antonius Agus kepada detikcom, Jumat (8/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, polisi tidak percaya begitu saja. Polisi menduga korban Nathan banyak.
"Mungkin bisa lebih dari 10 orang, karena dia sudah melakukan modus ini sejak 2013. Ini saja korbannya tersebar di beberapa daerah, seperti di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Cirebon, Jakarta, dan di beberapa kota lainnya," papar Agus.
Nathan mencari mangsa melalui aplikasi media sosial Tinder. Setelah memilih calon korban yang dia suka, dia akan meminta nomor telepon korban dan berkomunikasi via WhatsApp.
"Setelah tukar-menukar nomor handphone, mereka komunikasi lewat WA, kemudian janjian ketemuan di suatu tempat," lanjut Agus.
Dalam pertemuan itu, Nathan mengeluarkan jurus 'rayuan pulau kelapa' untuk memikat korban. Setelah berhasil memikat, Nathan memoroti korban-korbannya.
"Pokoknya makan-minum korban yang bayarin. Bukan hanya itu, dia kemudian mengambil barang korban, misalnya handphone atau laptop, barang yang berhargalah," terang Agus.
Untuk mendapatkan harta korban ini, Nathan biasanya mengajak korban berkeliling terlebih dahulu. Di sebuah pom bensin, Nathan kemudian berpura-pura meminta korban membeli makanan di minimarket, sementara barang korban ditinggal.
"Nah, pada saat itulah pelaku kabur dengan membawa barang-barang korban," tutur Agus. Polisi mengimbau wanita yang pernah jadi korban Nathan melapor ke polisi. (mei/aan)











































