"Saya secara pribadi memberikan apresiasi kepada beliau dan beliau menjawab pertanyaan dengan ada candanya juga, dengan sangat cair, dan bahkan sesekali kita semua tertawa. Juga ada tepuk tangan di dalam. Jadi artinya insyaallah pilihan Presiden Jokowi sekarang sangat tepat dan baik," kata Roy seusai kegiatan uji kelayakan dan kepatutan Marsekal Hadi di gedung Nusantara II, kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2017).
Roy mengatakan 10 perwakilan fraksi yang menguji setuju meluluskan Hadi sebagai Panglima TNI, pengganti Jenderal Gatot Nurmantyo. Sebanyak 9 fraksi memberi persetujuan dengan beberapa pesan, sedangkan satu fraksi langsung menyetujui.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tadi aklamasi karena dengan 10 fraksi, 9 fraksi yang memberikan persetujuan dengan beberapa pesan dan 1 (fraksi) memberikan persetujuan langsung dengan pertanyaan," ujar Roy.
Dia mengaku terkejut atas kemampuan Hadi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan para anggota Komisi I. Disebutkan Roy, sikap Hadi lugas dan jujur.
"Agak suprised kami di dalam, dengan jawaban yang lugas dan jujur, bahkan saya mengatakan sesekali diselingi canda dan ada juga ungkapan tradisional. Dan beliau mengerti permasalahan. Semua (masalah) dijawab dengan detail satu per satu," tutur Waketum Demokrat itu.
Senada dengan Roy, Sarifuddin Suding, yang menjadi anggota Komisi I yang diperbantukan Fraksi Hanura, mengatakan paparan visi-misi serta jawaban Hadi 'menjanjikan'.
"Prosesnya berjalan dengan baik. Semua fraksi-fraksi juga memberikan apresiasi terhadap paparan visi, misi, dan juga jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan masing-masing fraksi dan anggota," tutur Sudding.
"Saya kira apa yang disampaikan calon panglima ini ke depannya baik ya, dalam rangka untuk pertahanan dan keamanan negara kita cukup menjanjikan," imbuh dia.
Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanudin pun sebelumnya menceritakan hal-hal apa saja yang dibahas pihaknya saat menguji kelayakan dan kepatutan Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI. Salah satunya peringatan agar Hadi tidak terlibat politik praktis.
"Pertama itu masalah melanjutkan program-program yang sudah ada, antara lain renstra. Kedua, peningkatan profesionalisme dan menghindari terjebak politik praktis," ujar TB saat memaparkan isu-isu yang dibahas saat menguji Hadi, gedung Nusantara II, kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/12).
"Kemudian juga meningkatkan kesejahteraan prajurit dan hal-hal lain dalam konteks pengamanan, melindungi NKRI, misalnya masalah Papua, perbatasan, Laut Cina Selatan, dan lainnya," sambung TB. (aud/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini