"Jadi, ketika PPP mendeklarasikan Ridwan Kamil, PPP itu memang pertama bersepakat dengan NasDem dulu, dan berkomunikasi dengan PKB. Bahwa wagubnya dari PPP," ujar Arsul di Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2017).
Arsul mengatakan Ridwan Kamil saat itu telah setuju dengan calon wakil yang diusung oleh PPP. Calon yang disodorkan PPP sebagai pasangan Ridwan Kamil adalah sang kader yang merupakan Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah ini juga diketahui oleh termasuk siapa cawagubnya juga diketahui dan itu diketahui oleh Ridwan Kamil. Karena itu yang kami serahkan pada saat itu adalah rekom yang memuat nama cagub dan cawagub," kata Arsul.
"Kalo Ridwan Kamil keberatan pada saat itu dia harus mengatakan dong, jangan dong, gitu dong. Pada saat itu kan Ridwan Kamil kan terima sama-sama," imbuhnya.
Arsul tak menduga jika belakangan Golkar kemudian datang dengan mengusung calon sendiri untuk mendampingi Ridwan Kamil. Sementara itu PPP dengan partai koalisi lainnya yaitu NasDem dan PKB disebutnya telah memiliki tiket untuk mengusung Ridwan Kamil.
"Kalau Golkar kan memang datang belakangan, karena yang dikomunikasi awal itu NasDem, PKB, PPP. Karena tiga partai ini kan sudah cukup, dan pada saat itu yang tiga partai ini berfikir Golkar tidak akan gabung karena ada kang Dedy Mulyadi ketua Golkar yang surveinya juga gak rendah-rendah amat," tuturnya.
Ridwan Kamil hingga saat ini belum menentukan bakal cawagub yang akan mendampinginya di Pilgub Jabar 2018. Dia khawatir, bila parpol-parpol pengusungnya berebut posisi cawagub tanpa kata sepakat, koalisi yang sudah terbentuk akan pecah kongsi.
"Pada dasarnya keputusan wakil ternyata harus dimusyawarahkan, termasuk Kang Daniel, yang jadi usungan dari Golkar harus dimusyawarahkan," kata Ridwan Kamil di Hotel Merlynn, Jalan Hasyim Azhari, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12).
Ridwan Kamil pun menyarankan agar partai pendukungnya melakukan musyawarah mufakat untuk menentukan wakilnya. Sebab, dia tidak ingin keputusan akhir terkait wakilnya bisa memecah koalisi partai.
"Yang saya tak harapkan jika satu-dua partai berpisah hanya gara-gara perbedaan pendapat," tuturnya. (nvl/elz)











































